Poundsterling under attack ?

Reza Aswin, 10 Juli 2016

Poundsterling under attack ?

Walaupun lebaran sudah lewat tetapi banyak pelaku pasar yang masih tidak mau memaafkan keputusan warga inggris yang memutuskan untuk BREXIT. Poundsterling under attack berhasil mendorong ke level terendah selama 31 tahun belakangan ini dan telah memaksa Carney berbicara sebanyak 3 kali dalam 2 minggu terakhir. Orang nomor satu di Bank of England ini tentunya panik dengan melihat dampak brexit terhadap nilai tukar poundsterling yang menggila akhir akhir ini. Dari kasus ini kita mendapat pelajaran bahwa Faktor Politik dapat mempengaruhi dan mungkin dapat berlanjut menjadi suatu krisis ekonomi dan krisis moneter. Penurunan rating investasi oleh S & P dan Fitch merupakan konsekwensi logis terhadap keputusan warga inggris yang terlalu heroik dengan memisahkan diri dari Uni Eropa. Inggris saat ini memerlukan kebijakan moneter berupa program pelonggaran moneter yang tentunya akan didahului oleh pemotongan suku bunga, selain itu Inggris akan membutuhkan investor baru setelah investor lama hengkang dengan adanya pengumunan dari badan rating investasi dunia.

Bagaimana dengan US Dollar ?

Baca Juga :   Pembangkit Nuklir Terbesar Di Eropa Terbakar Setelah Serangan Rusia Dapat Mendorong Harga Emas dan Oil Merangkak Naik

Menurut Ibu Imelda (Nasabah Kami) data perekonomian Amerika Serikat terlihat dalam keadaan netral  dimana core durable good turun menjadi -0,3% dan tingkat pengangguran agak naik menjadi 4,9% , walaupun data tingkat kepercayaan konsumen naik diatas 93 dan  seperti prediksi beliau bahwa angka NFP jumat kemarin, naik sangat fantastik melebihi 200k. Dengan data ekonomi yang tidak Hawkish maupun tidak Dovish seperti ini tentunya The Fed berada diatas angin, untuk menentukan waktu yang tepat untuk pengetatan, lanjut beliau.  Retail sales minggu ini akan sangat berpengaruh sebelum FOMC Meeting yang akan di gelar tanggal 27-28 Juli 2016. Rusia dan China merupakan negara yang mendapat keuntungan dari adanya BREXIT karena menjadi tujuan para investor dunia, tetapi kedua negara ini bukanlah tandingan Amerika saat ini, keadaan krisis dinegaranya akan berlanjut apabila The Fed memulai pengetatan moneter Juli – september atau bahkan di desember tahun ini. The Fed masih memegang kunci pemulihan global market, sehingga data data ekonomi amerika akan sangat berpengaruh terhadap fluktuasi market fx, dengan membuka kran pengetatan maka seluruh investor akan menyerbu Amerika Serikat dalam hitungan menit, walaupun akan berakibat pada perlambatan ekonomi global apabila The Fed menggunakan kartu ini untuk melawan musuh musuh ekonominya, tutur beliau yang sangat gemar bertransaksi di Gold , GBPJPY dan Index saham amerika.

Baca Juga :   Analisis Kuartal 4 GDP AS 2023: Tren Konsumsi dan Proyeksi Ekonomi 2024

Trading yang terbaik saat ini?

Krisis ekonomi masih melanda China dan kemudian disusul oleh eropa, ini menandakan safe haven akan menjadi pilihan terbaik dalam bertransaksi. Gold merupakan primadona bagi pelaku pasar dimana 1388 dilewati maka 1425 merupakan target berikutnya. Sedangkan untuk USDJPY tentunya kita harus berfikir logis dimana sudah 6 hari pair ini turun secara kontinyu tanpa koreksi sedikitpun. Penurunan yang sangat tajam di USDJPY tentunya akan membuat pengusaha Jepang merugi jutaan US Dollar dan Bank of Japan tidak akan membiarkan ini terjadi. Issue Intervensi tentunya akan menyebar saat usdjpy mendekati 100 dan tentunya ini untuk menghindari kerugian jutaan US Dollar bagi para pengusaha Jepang. Mata uang eropa akan mempunyai kinerja buruk disaat krisis global seperti ini.

IMG-20160705-144155

About Reza Aswin

Senior Fundamental Analyst. 20 tahun berkecimpung di dunia trading forex, komoditi, dan hingga kini aktif menjadi analis fundamental.

Check Also

Keputusan Fed Bersifat Dovish

Jakarta, 21 Maret 2024 By. Reza Aswin Apa yang terjadi di pasar Secara umum keputusan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp Hubungi Kami