Thursday , 28 March 2024

The Central Bank… (part 1)

Written by: Reza , Jakarta 20 September 2011, 18.00 WIB

Bank sentral adalah suatu institusi yang bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas harga atau nilai suatu mata uang yang berlaku di negara tersebut, yang dalam hal ini dikenal dengan istilah inflasi atau naiknya harga-harga yang dalam arti lain turunnya suatu nilai uang. Bank Sentral menjaga agar tingkat inflasi terkendali dan selalu berada pada posisi yang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol keseimbangan jumlah uang dan barang. Apabila jumlah uang yang beredar terlalu banyak maka bank sentral dengan menggunakan instrumen dan otoritas yang dimilikinya.

Didalam Industry perdagangan berjangka Bank sentral merupakan salah satu pelaku pasar sehingga semua pergerakan valuta asing akan mengikuti semua kebijakan yang dikeluarkannya. Coba kita analisa apa yang diperbuat oleh The central Bank akhir akhir ini :

FOMC  (Federal Open Market Committee)

Bank Sentral Amerika ini akan membuat kebijakan moneter tanggal 22 september 2011 pukul 01.30 am. Tentunya semua pelaku pasar sudah mengetahui bahwa suku bunga tidak akan berubah besok hari, mengingat The Fed tidak akan menaikan suku bunga sampai pertengahan tahun 2013. Investor akan menunggu komentar Ben Bernanke sebagai Gubernur Bank Sentral AS dalam mengatasi perlambatan ekonomi dan kemungkinan stimulus untuk pertumbuhan. Pada symposium Jackson Hole Big Ben mengatakan bahwa pilihan kebijakan lebih lanjut akan dibahas pada pertemuan tanggal 22 September 2011. Pertemuan selama dua hari ini merupakan pertemuan yang panjang mengingat AS mempunyai outlook ekonomi yang relative buruk dengan hilangnya 25 juta lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi global yang tidak menguntungkan negara adi daya ini. Spekulasi mulai muncul di tengah ketidak pastian ini , antara lain beberapa pengamat dekat bank sentral mengatakan perilaku investor ‘bisa membiarkan Fed menawarkan isyarat tanda sekarang, menunda setiap langkah yang lebih besar setidaknya sampai pertemuan berikutnya di bulan November. “There is no reason for the Fed to rush,” tulis Lou Crandall, kepala ekonom di Wrightson / ICAP, dalam sebuah catatan kepada klien baru-baru ini memprediksi hasil seperti itu. “It is in the Fed’s interest to milk the anticipation effect as long as possible”. Disisi lain beberapa analis mengatakan Ketua Federal Reserve, Ben S. Bernanke, yang telah membuat serangkaian upaya yang tidak biasa untuk menghidupkan kembali pertumbuhan, akan berspekulasi bahwa ia siap untuk mencoba lagi. “I think the Fed has no choice but to act,” kata Krishna Memani, direktur Dana pendapatan tetap di Oppenheimer. “If the Fed were not to do anything having built market expectations to a pretty decent level, I think the markets would react quite negatively to that.”

Baca Juga :   Kebocoran Aliran Gas di Nord Stream 2 Semakin Mencekik Eropa

Analisa dari Penasehat perusahaan peramalan ekonomi makro (the forecasting firm Macroeconomic Adviser) memperkirakan bahwa QE atau pelonggaran kuantitatif, pembelian sebesar $ 600 miliar surat berharga, yang berakhir pada bulan Juni tahun ini merupakan upaya oleh Fed saat ini guna meningkatkan produk domestik bruto sebesar 0,4 persentase poin serta serta menciptakan sekitar 350.000 pekerjaan, selama dua tahun ke depan.

Dengan melihat fenomena diatas maka FOMC meeting besok akan menjadi sangan penting dan menurut beberapa pelaku pasar bahwa Pelonggaran kuantitatif adalah pilihan yang kemungkinan akan dibahas. Namun, iklim ekonomi saat ini sedikit berbeda daripada tahun lalu. Bahkan, sementara deflasi menjadi perhatian utama, inflasi di Amerika Serikat bergerak lebih tinggi menjadi 3,8 persen pada bulan agustus menandakan bahwa harga tidak stabil. Mengingat banyaknya kelemahan pada program pembelian obligasi dimasa lalu maka beberapa analis mengatakan bahwa Stimulus mungkin akan datang dalam bentuk yang sedikit berbeda. Seperti apa stimulus yang akan diluncurkan? Tentunya kita harus menunggu pernyataan dari The fed Esok hari.

Baca Juga :   EURAUD – EURDNZD Bearish Ketika Konsumen Eropa Enggan Untuk Belanja

BoE (Bank of England)

 Pada tanggal 8 September, Bank of England memutuskan untuk mempertahankan suku bunga tetap dilevel 0,5 persen. Members Bank of England pun mempertahankan target program obligasi £ 200 miliar yang berarti ini merupakan QE versi BoE. Sementara tingkat inflasi negara itu meningkat kembali ke 4.5 % pada bulan Agustus dari 4,4 % pada Juli, tetapi terlihat bank sentral  tidak mungkinkan untuk menaikkan suku bunga meskipun tekanan tingkat inflasi  lebih dari dua kali lipat dari target 2 %. Kondisi prospek ekonomi saat ini yang tidak cukup stabil, membuat Bank of England untuk tidak menikan suku bunga nya ke level yang lebih tinggi. Trend turun pair ini sudah terasa sejak tanggal 14 agustus 2011 dimana GBPUSD turun sejauh 900 pips dalam waktu kurang dari 2 bulan. Suatu volatilitas yang sangat tinggi untuk suatu pergerakan mata uang. Saat FOMC Statement esok hari maka besar kemungkinan GBP akan terkoreksi cukup signifikan.

To be continue>>>>>>>>>>>>

To contact the editor responsible for this story:  Reza  at PT. ABC Future Indonesia   rezafile@ymail.com

About Reza File

To contact the editor responsible for this story : Reza Aswin at PT. ABC Future Indonesia email : rz_aswin@yahoo.com

Check Also

Bank of Japan Keluar Dari Suku Bunga Negatif

Jakarta, 20 Maret 2024 By. Reza Aswin Apa yang terjadi di pasar Bank of Japan …

WhatsApp Hubungi Kami