Aktivitas Pabrik Tiongkok Mengalami Kontraksi, Tidak Seperti Prediksi Para Analis

Rio Wibawa

Jakarta, 1 Agustus 2022, 10:10 WIB

Data aktivitas pabrik Tiongkok (PMI) turun ke angka 49 di bulan Juli, dibawah prediksi para analis di angka 50.4 dan turun dari data di bulan Juni di angka 50.2. Penurunan di bawah angka 50 ini menandakan adanya kontraksi, menunjukkan data terlemah dalam 3 bulan terakhir. Harga bahan baku yang tinggi telah menekan keuntungan pabrik yang menyebabkan jumlah pesanan baru untuk bahan baku dan ketenagakerjaan turun. Selain itu, wabah covid-19 yang mengalami kenaikan signifikan di bulan Juli kemarin juga menjadi salah satu faktor pelemahan ini. Selain itu, pembacaan PMI dari Caixin menunjukkan angka 50.4 untuk bulan Juli, turun dari angka 51.7 di bulan sebelum dan 51.5 untuk prediksi analis.

Ekonomi Tiongkok yang melemah di kuartal ke 2 tahun ini, yang membuat pemerintah siap untuk tidak mencapai target pertumbuhan GDPnya di angka 5,5% untuk tahun ini. Selain itu, kasus covid yang terus bermunculan di beberapa kota Tiongkok juga menekan pertumbuhan ekonomi karena aturan nol covid yang diterapkan pemerintah. Beijing melaporkan adanya satu kasus baru di luar area karantina setelah 6 hari sebelumnya tidak ditemukan kasus baru, Shanghai melaporkan tidak adanya kasus baru sementara Shenzhen melaporkan satu kasus infeksi baru. Di Makau, yang telah berada dalam aturan lockdown beberapa waktu kemarin, melaporkan tidak adanya kasus baru covid-19 selama 9 hari berturut-turut sehingga aturan lockdown akan perlahan dibuka mulai dari kasino, salah satu penyumbang pemasukan terbesar di kota ini. Walau akan dibuka, bisnis kasino tetap tidak dapat berjalan karena beberapa batasan lockdown masih berlaku. Pelemahan ekonomi Tiongkok ini akan berdampak pada pelemahan mata uang komoditas seperti AUD dan NZD di perdagangan walau kemungkinan besar bank sentral Australia akan menaikkan suku bunganya besok untuk melawan inflasi yang akan membuat penguatan sementara untuk AUD di perdagangan.

Baca Juga :   Kebijakan RBA Membuat Pairs GBP/AUD Terangkat Naik

Kesimpulan:

Adanya pelemahan ekonomi Tiongkok di bulan Juli ini dan secara keseluruhan perlambatan di kuartal ke 2 karena berbagai faktor yang diprediksi masih akan menekan pertumbuhan ekonomi Tiongkok ke depannya akan juga melemahkan mata uang komoditas seperti AUD dan NZD walau AUD dapat menguat sementara dengan ekspektasi adanya kenaikan suku bunga besok.

Efek terhadap Pasar: Tren Bullish untuk USD, Tren Bearish untuk AUD

Pasangan Pair untuk ditrade: AUD / USD

Timeframe: D1

Target Open Posisi

Resistance 3: 0.72598

Resistance 2: 0.71222

Resistance 1: 0.70383

Target Take Profit

Support 1: 0.69384

Support 2: 0.68441

Support 3: 0.67585

Stop Loss: 0.73694

Sumber:

https://www.cnbc.com/2022/07/31/chinas-manufacturing-pmi-in-july-as-covid-flares-up.html

https://www.reuters.com/world/china/chinas-july-factory-activity-grows-slower-pace-caixin-pmi-2022-08-01/

https://www.reuters.com/world/china/china-reports-393-new-covid-cases-july-31-vs-541-day-earlier-2022-08-01/

https://www.reuters.com/world/china/macau-reopen-city-no-covid-infections-detected-9-days-2022-08-01/

About Reza Aswin

Senior Fundamental Analyst. 20 tahun berkecimpung di dunia trading forex, komoditi, dan hingga kini aktif menjadi analis fundamental.

Check Also

Bank of Japan Keluar Dari Suku Bunga Negatif

Jakarta, 20 Maret 2024 By. Reza Aswin Apa yang terjadi di pasar Bank of Japan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp Hubungi Kami