Rio Wibawa
Jakarta, 30 September 2021, 10:52 WIB
Aktivitas pabrik di Tiongkok mengalami kontraksi dimana data PMI menunjukkan angka 49.6 di bawah data sebelumnya di angka 50.1. Hal ini disebabkan oleh adanya kekurangan batu bara sebagai sumber utama penghasil listrik sehingga pemerintah membatasi dan bahkan menghentikan produksi pabrik-pabrik yang ada. Pemberhentian aktivitas pabrik-pabrik ini tentunya membuat aktivitas impor bahan baku menurun yang berimbas kepada negara Australia, salah satu negara pengekspor bahan baku terbesar di dunia dimana ia akan mendapatkan pengurangan jumlah bahan baku yang diekspor sehingga pendapatan akan menurun yang juga berimbas pada pelemahan mata uang AUD. Di sisi lain, semalam Powell dalam Forum ECB mengatakan bahwa ada kemungkinan tekanan inflasi yang tinggi dapat berlanjut hingga tahun 2022 dan bertahan lebih lama dari perkiraan The FED. Jika hal ini benar terjadi, maka The FED akan siap bertindak untuk tapering walaupun tingkat pengangguran belum mencapai target yaitu di bawah 5%. Perkataan Powell ini dapat membuat mata uang USD menguat dimana banyak pelaku pasar sudah semakin yakin bahwa tapering akan segera dimulai di bulan November.
Kesimpulan:
Adanya kontraksi aktivitas pabrik di Tiongkok serta perkataan Powell mengenai inflasi yang dapat berlangsung lebih lama dari perkiraan dapat membuat AUD melemah dan USD menguat di perdagangan.
Efek terhadap Pasar: Tren Bearish untuk AUD dan Tren Bullish untuk USD
Pasangan Pair untuk ditrade: AUD / USD
Timeframe: D1
Target Open Posisi
Resistance 3: 0.74000
Resistance 2: 0.73201
Resistance 1: 0.72401
Target Take Profit
Support 1: 0.71665
Support 2: 0.71025
Support 3: 0.70322
Sumber:
https://www.reuters.com/business/dollar-near-one-year-high-fed-tightening-focus-2021-09-30/