Jakarta, 24 Februari 2021 Pukul 08:00 by Dhani Wahyudhi
Reserve Bank Australia akan benar-benar lebih suka jika mata uangnya tidak diperdagangkan di atas 80 sen AS, hal tersebut dapat mengurangi daya saing sektor ekspornya dan sektor ekonomi yang sedang mencoba untuk pulih dari pandemic covid 19.
Sejak Desember 1983, dolar Australia rata-rata telah mencapai 75,90 sen. Hal tersebut akan mengingatkan sejarah ini, orang Australia cenderung berpikir bahwa 7 di depannya adalah bagus; angka 8 semakin tinggi, sedangkan angka 6 berarti ada sesuatu yang signifikan terjadi.
Nilai tukar bertindak sebagai peredam guncangan ekonomi: nilai tukar dollar Australia merosot menjadi 55 sen pada Maret tahun lalu karena gejolak pasar yang disebabkan Covid memuncak. Sejak itu, telah naik lebih dari 40% karena bank sentral memberikan stimulus moneter, dan otoritas mengatasi virus covid 19 dan harga komoditas pulih karena gelombang likuiditas global dan permintaan China. Mata uang terakhir mencapai 80 sen pada tahun 2018.
Sedangkan dari kondisi ekonomi US dalam pernyataan Powell mengatakan kepada Kongres AS bahwa ekonomi Amerika masih jauh dari tujuan lapangan kerja dan inflasi dan kemungkinan akan membutuhkan waktu untuk mencapai kemajuan. Dia menambahkan bahwa inflasi masih bergerak terbatas dan The Fed berkomitmen pada kebijakan yang telah ada.
Kesimpulan :
Untuk meningkatkan nilai ekspor dan mengatasi pandemi maka SELL AUDUSD.
Sumber :
- https://www.bloomberg.com/news/articles/2021-02-23/why-the-rba-really-doesn-t-appreciate-an-80-cent-aussie-dollar
- https://www.cnbc.com/2021/02/24/asia-stocks-fed-powell-testimony-china-moves-currencies-oil.html
Trading Plan :
Sell di Area Resistence
Resistence 3 | 0.81182 |
Resistence 2 | 0.80472 |
Resistence 1 | 0.79763 |
Take Profit di Area Support
Support 1 | 0.77611 |
Support 2 | 0.76878 |
Support 3 | 0.76145 |
Chart TF Daily: