Nur Endah Rini, Surabaya 2 Februari 2021, 06.50 WIB
Presiden AS Joe Biden pada Senin mengancam akan memberlakukan kembali sanksi terhadap Myanmar menyusul kudeta yang dilakukan oleh para pemimpin militer negara itu dan menyerukan tanggapan internasional bersama untuk menekan mereka agar melepaskan kekuasaan.
Krisis Myanmar menandai ujian besar pertama dari janji Biden untuk lebih banyak berkolaborasi dengan sekutu dalam tantangan internasional, terutama pada pengaruh China yang meningkat, berbeda dengan pendekatan “America First” yang sering dilakukan sendiri oleh mantan Presiden Donald Trump.
Peristiwa di Myanmar merupakan pukulan signifikan bagi pemerintahan Biden dan upayanya untuk membentuk kebijakan Asia Pasifik yang kuat untuk melawan China.
Menteri Luar Negeri Anthony Blinken mengutuk penggunaan “taktik kasar” Rusia terhadap pengunjuk rasa damai yang mendesak pembebasan pemimpin oposisi Putin Alexei Navalny. Lebih dari 4.500 orang ditahan oleh otoritas Rusia karena berpartisipasi dalam protes, menurut sebuah kelompok pemantau. “Itu tetap mengejutkan saya, betapa prihatin, dan mungkin bahkan takut, pemerintah Rusia tampaknya satu orang, Tuan Navalny,” kata Blinken pekan lalu.
https://www.cnbc.com/2021/01/31/blinken-calls-for-russian-release-of-alexei-navalny.html
Score Ekonomi terakhir: USD 1
Pertumbuhan score ekonomi: USD 0
Efek Terhadap Pasar:
Krisis Myanmar yang menandai ujian besar pertama dari janji Biden untuk lebih banyak kolaborasi dengan sekutu dalam tantangan internasional terutama pada pengaruh China yang meningkat, hal ini menjadi pukulan significan bagi pemerintah Biden.
Di satu sisi kondisi Rusia yang sedang dilanda demo terhadap pemerintah untuk pembabasan pemimpin oposisi tentunya hal ini membuat ketidakpastian meningkat, sehingga berpotensi pair XAU USD akan menguat dalam beberapa waktu ke depan
Ekspektasi Pasar
Diprediksi pair XAUUSD bergerak dalam range 1837 – 1880
Trading Plan :
Buy Limit 1837 – 1846 dengan TP 1875 – 1883