Rio Wibawa
Jakarta, 21 Juli 2022, 12:04 WIB
Bank of Japan tadi mengumumkan keputusan kebijakan moneternya dimana ia akan mempertahankan kebijakan ultra longgarnya karena ketidakpastian yang tinggi terhadap ekonomi. BoJ juga menaikkan prediksi tingkat inflasi ke depannya menjadi 2,3% di Maret 2023 dari angka 1,9%. Namun, BoJ juga menurunkan perkiraan pertumbuhan tahun fiskal ini di angka 2,4% dari 2,9% karena potensi gangguan rantai pasokan, dampak pandemi covid-19, dan meningkatnya harga komoditas. Kebijakan yang longgar ini akan terus dipegang oleh BoJ hingga adanya bukti pertumbuhan gaji dan permintaan yang kuat ke depannya. Selain itu, Jepang juga mengalami defisit perdagangan selama 11 bulan berturut-turut, ditunjukkan oleh data impor yang naik ke angka 46,1% namun melebihi angka 19,4% untuk ekspor. Ini menyebabkan adanya defisit perdagangan sebesar $9,99 M, lebih kecil dari prediksi para analis namun tetap menunjukkan adanya defisit. Pergerakan Yen di perdagangan diprediksi akan melemah ke depannya melihat kebijakan ultra longgar tetap dipegang oleh BoJ dan ketidakpastian ekonomi di Jepang.
Kesimpulan:
Yen diprediksi dapat melanjutkan pelemahannya di perdagangan, terutama terhadap USD yang sedang dalam proses menaikkan suku bunganya secara agresif untuk melawan inflasi. Kebijakan ultra longgar BoJ serta melihat data ekonomi Jepang yang menunjukkan defisit perdagangan juga berkontribusi pada pelemahan Yen.
Efek terhadap Pasar: Tren Bullish untuk USD, Tren Bearish untuk JPY
Pasangan Pair untuk ditrade: USD / JPY
Timeframe: D1
Target Open Posisi
Support 1: 138.017
Support 2: 136.753
Support 3: 135.277
Target Take Profit
Resistance 3: 142.276
Resistance 2: 140.948
Resistance 1: 139.369
Stop Loss: 133.581
Sumber:
https://www.cnbc.com/2022/07/21/asia-markets-bank-of-japan-interest-rates-currencies-oil.html