Saturday , 20 April 2024

Cara Mudah Menganalisa Fundamental

Jakarta, 09 Agustus 2022, by Reza Aswin

 

Pendahuluan

Sudah hampir 1 bulan saya berhenti menulis artikel, yang biasanya di tulis oleh Broker International. Tanggal 1 Febuari 2022 saya sudah tidak mengisi kolom Analisa Pasar Uang di Broker FBS ( walaupun video saya sampai saat ini masih ditayangkan oleh broker tersebut, tetapi saya sudah tidak menjadi Analis Fundamental mereka dan tidak ada perjanjian apapun dengan FBS), dan tanggal 14 Juli 2022 saya memutuskan untuk berhenti menjadi Analis Fundamental dari Broker Weltrade karena berhenti mengurus perijinan broker di Indonesia (Selain itu sampai saat ini Weltrade masih mempunyai masalah gagal bayar terhadap member kami karena managemen yang buruk dan kami sedang laporkan kepada pihak yang berwenang). Banyak pelajaran baru yang saya dapatkan dari perjalanan bisnis bersama Broker International Kecil yang mempunyai financial terbatas, dan mereka mengira bahwa komunitas kami akan merugi, padahal kami mempunyai member yang profit konsisten selama bertahun tahun. Broker Kecil selalu banyak alasan saat member kami profit tetapi ingat saat berurusan dengan komunitas maka personil broker serta broker yang SCAM pasti tidak akan hilang dari jejak digital sampai kapanpun.

 

Fundamental

Baru hari ini saya mencoba kembali untuk membaca serta menganalisa kembali setelah sekian lama vakum. Awal saya coba Analisa adalah apa yang diinginkan oleh para pelaku pasar, dimana saat ini mereka ingin mendapatkan informasi apakah The Fed akan menaikan suku bunga dengan agresif atau tidak pada bulan September tahun ini. Informasi ini didapat dari beberapa data atau event yang menjadi focus perhatian pasar, yaitu data NFP di awal bulan, Data CPI besok hari dan Symposium Jackson Hole yang diselenggarakan oleh Fed Kansas.

Baca Juga :   Kasus covid 19 varian delta meningkat di salendia baru, Perdana Menteri Jacinda Ardern serukan perpanjang lock down

Saya akan coba bahas 1 per satu dengan sistematis :

  1. Ketua The Fed Jerome Powell telah menyatakan bahwa kemungkinan bahwa kenaikan suku bunga tidak akan sebesar 75 bps jika angka inflasi mulai terkendali. Ini sebenarnya merupakan signal bahwa The Fed akan mencoba mengubah strategy kenaikan suku bunga yang agresif menjadi tidak terlalu agresif. Tetapi masih akan menaikan suku bunga di bulan depan. Perubahan strategy ini dapat terjadi apabila data data ekonomi Amerika Serikat mulai terlihat membaik dan angka inflasi turun dengan data sector tenaga kerja yang kuat.
  2. Data sector tenaga Amerika Serikat pada minggu lalu dirilis menguat mulai dari Penghasilan per jam yang naik dari 0,4% menjadi 0,5%, Angka pengangguran yang turun dari 3,6% menjadi 3,5% serta Data NFP yang naik dari 398K menjadi 528K. Data tenaga kerja yang sangat kuat ini tentunya menjadi informasi bahwa The Fed akan tetap pada strategy menaikan suku bunga kedepannya guna mengurangi demand sehingga angka inflasi dapat turun kedepannya.
  3. Data CPI adalah salah satu factor angka inflasi dimana saat ini angka inflasi Amerika Serikat sudah mencapai level 9,1% dan tertinggi selama 40 tahun terakhir. Jika angka inflasi ini tidak terkendali maka perlambatan ekonomi Amerika Serikat akan bertambah memburuk setelah 2 kuartal ini berada dalam zona negative. Data CPI besok merupakan salah satu informasi yang ditunggu oleh para pelaku pasar untuk memprediksi apakah The Fed akan mengubah kenaikan suku bunga secara agresif menjadi lebih melunak. Turunnya angka inflasi dapat memberikan sentiment bahwa The Fed tidak akan menaikan suku bunga secara agresif dan jika angka inflasi kembali naik maka akan terjadi kebalikannya. Banyak para pengamat ekonomi memprediksi bahwa angka inflasi Amerika Serikat akan melemah setelah harga minyak dunia terus mengalami tekanan, setelah Pemerintah Amerika Serikat mulai melakukan kebijakan fiscal dan perjalanan politik ke negara penghasil minyak dunia seperti Arab Saudi.
  4. Symposium Jackson Hole yang diadakan oleh FED Kansas ini akan menjadi focus perhatian para pelaku pasar karena pada acara tersebut para pelaku pasar biasanya mendapatkan informasi dari Gubernur Bank Sentral diseluruh negara termasuk The Fed. Jackson Hole merupakan tahap terakhir dari strategy The Fed yang kemungkinan besar akan menjadi kisi kisi dalam kebijakan moneter The Fed yang akan dirilis pada bulan September.
Baca Juga :   NFP. April 2021 AS., Jauh Dibawah Forecast

Analisa

Dengan melihat data serta asumsi yang ada maka :

  • The Fed tidak menutup mata bahwa perlambatan ekonomi dapat saja terjadi di Amerika Serikat akibat pengetatan likuiditas dinegara tersebut.
  • Sampai akhir bulan atau bahkan sampai bulan September [ Jelang The Fed merilis Kebijakan Moneter} harga akan terlihat sideways untuk major currency.
  • Pelemahan US Dollar dapat saja terjadi karena adanya perpindahan strategy kebijakan The Fed kedepannya, jika angka inflasi turun walaupun diperkirakan masih jauh dari target The Fed yaitu 2%.

Strategy Trading

  • Harga akan terlihat sideways karena antara Fundamental yang ada, saat ini tidak sesuai dengan Teknikal.
  • Saat Major Currency dalam keadaan sideways maka sebaiknya bertransaksi di Cross Pair atau yang tidak ada US Dollar nya.
  • Hindari sementara waktu instrument keuangan seperti indeks saham, dan komoditas seperti Gold, Silver atau Oil.

 

About Reza Aswin

Senior Fundamental Analyst. 20 tahun berkecimpung di dunia trading forex, komoditi, dan hingga kini aktif menjadi analis fundamental.

Check Also

Angka Inflasi Amerika Serikat Meningkat

Jakarta , 11 April 2024 By. Reza Aswin   Apa yang terjadi di pasar Angka …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp Hubungi Kami