Reza Aswin, 22 Februari 2016
China Masih Menjadi Sorotan Pelaku Pasar
Banyak sekali rumor, prediksi dan berita ekonomi yang mewarnai awal tahun 2016. Tatapi maslah perekonomian China masih menjadi sorotan pelaku pasar, dimana kita melihat pemerintah china melakukan semua upaya untuk meyelamatkan perekonomian negaranya. Devaluasi, suntikan likuiditas dan pembicaraan perubahan pada Giro Wajib Ratio merupakan cara pemerintah china untuk lebih akomodatif terhadap kebijakan moneter yang bertujuan untuk memperkecil dampak terhadap Yuan. Apakah ini akan berhasil ? terlalu cepat kita untuk mengambil kesimpulan berhasil atau tidak, tetapi sebaiknya kita melihat adanya upaya pemerintah China untuk mengatasi melemahnya sektor industri di negara nya dan berdampat pada perekonomian global.
Disisi lain Euro akan menjadi negara berikutnya setelah mata tertuju kepada China. Dengan melihat hasil Minutes yang kurang menyenangkan maka Mario Draghi secara tegas akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menyelamatkan perekonomian uni eropa. Bulan Maret merupakan pertemuan yang dinanti oleh para pelaku pasar atas semua perkataan Draghi. level 1.08 merupakan target eurusd.
Ada sedikit keanehan dia Aussie dimana pasar merespon kuat atas komentar dari anggota dewan RBA Edwards, ketika ia menggambarkan mata uang sebagai “sedikit terlalu tinggi” dan Aussie akan “lebih nyaman dengan tingkat sekitar 65 sen AS.” Padahal edwards bukanlah gubernur atau asisten Gubernur RBA, konfirmasi atas komentar tersebut akan kita lihat kebenarannya saat Asisten Gubernur Debelle dan kepala kebijakan pembayaran Richards bicara minggu depan.
Bagaimana menilainya suatu kejadian fundamental yang terjadi ? ini berlaku tidak hanya di China, tetapi juga dengan negara negara lain, dimana alur analisanya menjadi lebih sederhana dengan menlihat Bencana yang terjadi – lalu bagaimana negara tersebut merespon melalui kebijakan moneter & fiskal – Kemudian pasar akan melihat hasilnya dari data ekonomi yang dirilis.
Sederhana bukan…selamat menganalisa.