Data NFP yang Mengejutkan, Naiknya Harga Minyak, Menguatkan Pasangan USD / JPY

Rio Wibawa

Jakarta, 6 Juni 2022, 10:17 WIB

Data NFP yang dirilis pada hari Jumat malam kemarin menunjukkan angka 390 000, di bawah data bulan April namun diatas prediksi para analis di angka 325 000. Data tingkat pengangguran dan rata-rata pendapatan per jam juga dirilis dimana masing-masing menunjukkan angka 3.6% sesuai dengan angka bulan sebelum dan angka 0.3%, sesuai dengan data bulan kemarin. Ketiga data ini secara garis besar menunjukkan data yang cukup bagus bagi ekonomi Amerika Serikat dan mendorong penguatan USD di perdagangan. Selain itu, adanya pernyataan dari Loretta Mester, Presiden The FED di Cleveland, yang mengatakan bahwa ia tidak melihat banyak bukti inflasi telah menyentuh puncak sehingga The FED akan terus menaikkan suku bunga secara agresif ke depannya juga menambah sentimen positif pada USD. Ia juga mengatakan bahwa kemungkinan adanya pemberhentian sementara untuk kenaikan suku bunga ke depannya sangat tidak mungkin walau besaran kenaikan dapat dikurangi bergantung pada kondisi ekonomi saat itu.

Baca Juga :   Pendapat Beberapa Anggota The FED Mengenai Level Suku Bunga AS Ke Depan

Di sisi lain, harga minyak kembali naik hari ini setelah Arab Saudi menaikkan harga jual minyaknya untuk bulan Juli, menandakan ketatnya suplai minyak global walaupun pihak OPEC+ telah menyetujui kenaikan produksi per bulannya minggu lalu. Harga minyak Brent dan WTI masing-masing meningkat sebanyak 1.5% dan 1.63% menyusul kabar ini. Kenaikan harga minyak ini akan berdampak pada penguatan CAD dan juga pelemahan JPY. JPY dapat melemah seiring kenaikan harga minyak karena biaya bahan bakunya untuk menjalankan pabrik-pabrik meningkat dan akan menekan margin keuntungan. Berdasarkan faktor-faktor di atas, pasangan USD/JPY diprediksi akan melanjutkan penguatannya di perdagangan.

Kesimpulan:

Mata uang USD diprediksi akan menguat dengan adanya angka NFP yang lebih baik dari perkiraan dan pernyataan Mester yang mengatakan bahwa kemungkinan pemberhentian sementara kenaikan suku bunga ke depannya sangat tidak mungkin karena tingkat inflasi yang sangat tinggi. Sementara itu, mata uang JPY dapat kembali melemah di perdagangan dengan adanya kenaikan harga minyak global yang akan menekan margin keuntungan pabrik-pabrik di Jepang.

Baca Juga :   Adanya Kemungkinan Perpanjangan Lockdown Di Sydney dan New South Wales dapat membuat AUD Kembali Melemah

Efek terhadap Pasar: Tren Bullish untuk USD, Tren Bearish untuk JPY

Pasangan Pair untuk ditrade: USD / JPY

Indikator Angka Ekonomi:

USD = +0.03

JPY = -0.03

Timeframe: D1

Target Open Posisi

Support 1: 129.664

Support 2: 128.894

Support 3: 127.632

Target Take Profit

Resistance 3: 132.225

Resistance 2: 131.662

Resistance 1: 130.842

Stop Loss: 126.898

Sumber:

https://www.cnbc.com/2022/06/03/feds-mester-says-inflation-hasnt-peaked-and-multiple-half-point-rate-hikes-are-needed.html

https://www.reuters.com/markets/commodities/oil-jumps-after-saudi-arabia-hikes-crude-prices-2022-06-05/

https://www.reuters.com/markets/europe/yen-weak-versus-dollar-euro-ahead-busy-central-bank-week-2022-06-06/

About Reza Aswin

Senior Fundamental Analyst. 20 tahun berkecimpung di dunia trading forex, komoditi, dan hingga kini aktif menjadi analis fundamental.

Check Also

Bank of Japan Keluar Dari Suku Bunga Negatif

Jakarta, 20 Maret 2024 By. Reza Aswin Apa yang terjadi di pasar Bank of Japan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp Hubungi Kami