Thursday , 28 March 2024

Data Tenaga Kerja AS dan Isu Hutang Eropa

Written by: Reza, 10.00 am Jakarta 11 Juli 2011

Jumat, 8 July 2011 Amerika Serikat mengeluarkan data NFP di luar prediksi para pelaku pasar yaitu menjadi hanya sebesar 18K dan terendah sejak September 2010, dan meningkatkan tingkat pengangguran AS menjadi 9.2% dari sebelumnya 9.1% dan merupakan yang terendah sejak Desember 2010. Berita yang sangat buruk ini juga ditambah dengan revisi turun non-farm payroll bulan Mei dari sebelumnya 54K menjadi 25K yang menambah parah pelemahan USD dan membuat pesimis para pelaku pasar. Barack Obama dan Warren Buffett langsung membuat pernyataan dan mengakui bahwa laporan pekerjaan Amerika untuk bulan Juni mengecewakan, tapi mereka tetap optimisme dengan ekonomi Amerika.

Tsunami Jepang , Krisis Hutang Eropa, Inflasi di China memang membuat Tema di tahun 2011 “ Inflasi dan Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Dunia”. Keadaan ini di perburuk dengan Kebijakan moneter The Fed yang Ultra Longgar dengan rencana tetap seperti itu sampai akhir tahun 2011.   Fenomena diatas membuat Dollar dalam tekanan dan belum ada rencana The Fed untuk menarik liquiditas di pasar dalam waktu cepat sehingga tentunya secara umum US Dolar akan Melemah

Baca Juga :   PELUNCURAN VAKSIN YANG LAMBAT DAN TIDAK MERATA DI EROPA TERUTAMA DI BRASIL DAN DANA BANTUAN COVID DI AMERIKA

Walaupun kita sepakat bahwa Weak Dollar, tetapi kita pun harus melihat bahwa Keadaan Strong Dollar saat pelemahannya tidak dapat di lupakan karena pekan lalu People Bank of China meningkatkan benchmark suku bunga satu tahun menjadi 6.56 persen, dan mengangkat benchmark suku bunga satu tahun deposito menjadi 3.5 persen menyebabkan harga komoditas sempat terkoreksi tajam tetapi. opini  pasar  adalah  Cina  sedang berusaha  menekan  inflasi  dengan  suku  bunga dan sepertinya China akan secara kontinyu meningkatkan suku bunganya (masih akan berlanjut). Tingginya harga komoditas terutama Minyak dunia menyebakan inflasi akan tetap melaju di jalur cepat dimana CPI China bulan Juni tercatat 6,4% dan ini membuat pasar di china menjadi Overheating dan berimbas turunnya Indeks di Bursa Asia. Eropa merupakan kendala terbesar perlambatan ekonomi dunia dimana krisis yang mulai berimbas ke Itali membuat para pelaku pasar tidak berminat terhadap mata uang ini walaupun ECB telah menaikan tingkat suku bunga nya menjadi 1,5%.  Faktor harga komoditas dan Krisis hutang Eropa akan membantu US dollar menjadi Terlihat menguat untuk beberapa waktu kedepan.

Baca Juga :   Harga Minyak Naik Setelah Aliansi OPEC+ akan mempertahankan produksinya

Seperti luka diberikan garam dimana Kombinasi antara data tenaga kerja AS dan isu hutang Eropa menjadi alasan sempurna bagi para pelaku pasar buru emas. Emas yang menjadi sarana lindung nilai mencapai level tertinggi dalam dua pekan terakhir di level $1,547.80 per TO.

 

To contact the editor responsible for this story:  Reza at PT. ABC Future Indonesia   rezafile@ymail.com

About Reza File

To contact the editor responsible for this story : Reza Aswin at PT. ABC Future Indonesia email : rz_aswin@yahoo.com

Check Also

Bank of Japan Keluar Dari Suku Bunga Negatif

Jakarta, 20 Maret 2024 By. Reza Aswin Apa yang terjadi di pasar Bank of Japan …

WhatsApp Hubungi Kami