Thursday , 28 March 2024

Dollar menguat atau Mata uang lainnya melemah ?

Berita besar tiba tiba datang dan secara tiba tiba Euro melemah terhadap Dollar, Pelemahan mata uang lain menyebabkan dollar menguat atau memang dollar US menguat ? Apakah ada perbedaan signifikan dari fenomena ini ?

 

Fundamental

Jumat, 6 mei 2011 data NFP menunjukan Perusahaan di AS menciptakan pekerjaan dengan laju tercepat dalam 5 tahun di bulan April, mengacu pada kokohnya perekonomian saat ini, meski tingkat pengangguran naik hingga 9.0%. Data ini menandakan pemulihan ekonomi akan mendapat momentum kuartal ini setelah terpuruk di kuartal pertama tahun ini. Sebelumnya minggu ini, laporan lain menunjukkan pelambatan pada pasar buruh.

Disisi lain tekanan jual Euro kian bertambah setelah salah satu media Jerman memberitakan tentang adanya kemungkinan Yunani untuk meninggalkan zona Euro, sebuah skenario yang dianggap para analis akan menimbulkan masalah bagi perbankan Eropa yang terkait hutang Yunani. “Yunani meninggalkan zona Euro tentu akan menyebabkan gejolak, khususnya pada sektor perbankan dan terutama jika Uni Eropa membiarkan Yunani gagal melunasi hutang-hutangnya,” kata Geoffrey Yu, Analis mata uang senior dari UBS.

Minggu depan akan diwarnai dengan

Selasa            : Trade Balance Aussie, China dan Annual Budget release Aussie

Rabu              : CPI China, Inflasi Inggris dan Trade Balance US

Kamis             : Fed Chairman Bernanke Testifies : Due to testify on Dodd Frank Implementation before the Senate committee on Banking, Housing, and Urban Affairs, in Washington DC; PPI m/m US

Jumat             :  Core CPI m/m US

Jika dilihat dari kalender ekonomi minggu depan maka data inflasi akan membuat harga bergerak. Inflasi yang tinggi akan menyebabkan mata uang menguat karena laju inflasi hanya dapat dikendalikan dengan menaikan suku bunga.  Data China akan sangat berpengaruh terhadap pergerakan Aussie, inflasi di China yang tinggi dapat menyebabkan turunnya harga komoditi.

Baca Juga :   Permintaan domestik yang kuat mengangkat defisit perdagangan AS ke rekor tertinggi

Testifies Big Ben tetap akan menjadi fokus market mengingat aturan Dodd frank akan berpengaruh terhadap perbankan di USA .

 

Analisa :

Fundamental :

Kita telah melihat adanya ketidak logis an dalam berita yang dirilis akhir akhir ini dimana The Fed membiarkan mata uangnya melemah terhadap semua mata uang dunia yang ada dengan kebijakan The Fed untuk mencetak uang dalam stimulus QE membuat bencana bagi negara negara lain, yang ditandai dengan meningkatnya inflasi Global. China terlihat mulai membuat strategi untuk melawan inflasi mengingat surplus perdagangan nya terhadap US meningkat tajam, Eropa setelah menaikan suku bunga terlihat lebih hati hati untuk menaikan kembali tingkat suku bunga dikarenakan adanya bailout Portugal dan Yunani yang nyaris membuat Yunani keluar dari Uni Eropa gunan memberlakukan mata uangnya sendiri.

Jika kita simak kembali bahwa pimpinan The Fed pada konfrensi press tanggal 27 April 2011 mengungungkapkan bahwa “ Naiknya harga komoditas akan bersifat sementara dan tidak akan berlangsung lama “. Pernyataan petinggi The Fed ini tentunya bila dicermati bahwa pandangannya terhadap harga komoditas yg naik terus sebenarnya adalah ulah spekulan. Pimpinan The Fed tentunya bukan analis biasa yang mempunyai tingkat akurasi yang rendah, dimana mereka tentunya mempunyai informasi dan data yang lengkap dengan tingkat akurasi tertinggi. Turunnya harga minyak mencapai dibawah $ 100 / barel saat ini bukanlah suatu kebetulan dari analisa The Fed.

Satu lagi yang perlu dicermati bahwa dengan  The Fed memutuskan  pengetatan moneter belum akan dilakukan dalam waktu dekat, tentunya ini perlu di analisa bahwa, tidak akan mungkin 2 kebijakan akan diberlakukan secara bersamaan, yaitu Stop cetak uang di bulan Juni dan naikan suku bunga di bulan tersebut. Keduanya akan dilakukan oleh The Fed tentunya secara bertahap yaitu memberhentikan QE 2 $ 600 Milyard di bulan Juni, setelah itu maka secara bertahap maka liquiditas di pasar akan coba ditarik oleh The Fed dengan berbagai cara, dan jika liquiditas tidak dapat diketatkan dengan cara lain maka akhirnya kebijakan suku bunga US akan dinaikan. Ujung dari dongeng ini adalah US ingin tetap sebagai mata uang yang dominan di muka bumi ini, sehingga apapun berita akhir akhir ini menuju pada perbaikan perekonomian US .

Apakah ada perbedaan yang signifikan antara Pelemahan mata uang dunia dengan Penguatan US Dollar ? Secara umum memang ini tidak ada bedanya, dimana perbedaan akan terlihat jika dimasa yang akan datang Jika kita melihat US Dollar tertekan kembali atau mata uang dunia lainnya yang tertekan dikemudian hari secara kontinyu. Kita harus ingat bahwa semua negara termasuk US mempunyai batas toleransi nilai tukar terhadap mata uang lainnya dan ini menyebabkan keinginan Balancing mata uangnya dengan biaya (cost) yang kecil dan mempunyai dampak yang tidak terlalu ekstrim, agar mereka dapat menghindari kerusakan yang besar dalam perekonomian dalam negerinya saat kebijakan moneter dijalankan.

Disisi lain Fundamental tidak akan berseberangan dengan Teknikal yang ada, dan jika ada ketidak selarasan antara Fundamental dan teknikal maka pasar mulai irasional yang ditandai oleh tingkat Volatilitas yang tinggi.

Janganlah terlalu Optimis dan Pesimis terhadap fundamental yang ada karena Harga di Pasar terbentuk dari keinginan yang sama dari Para Pelaku Pasar yang ada dan mereka adalah Manusia bukan Candle. Ikuti  perubahan yang ada sehingga kita bisa melihat sebuah skenario besar di Pasar yang sedang berlangsung.

About Reza File

To contact the editor responsible for this story : Reza Aswin at PT. ABC Future Indonesia email : rz_aswin@yahoo.com

Check Also

Bank of Japan Keluar Dari Suku Bunga Negatif

Jakarta, 20 Maret 2024 By. Reza Aswin Apa yang terjadi di pasar Bank of Japan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp Hubungi Kami