Rio Wibawa
Jakarta, 4 November 2022, 14:39 WIB
Semalam, Bank of England mengeluarkan kebijakan moneter terbarunya dimana mereka memutuskan untuk menaikkan suku bunganya sebanyak 75 basis poin, kenaikan terbesarnya dalam 33 tahun. Kenaikan ini juga diikuti oleh konferensi pers dari Gubernur BoE, Andrew Bailey dimana ia memberikan nada yang dovish dan membawa GBP turun tajam di perdagangan. Bailey mengatakan bahwa pertumbuhan diproyeksikan akan terus jatuh selama 2023 hingga pertengahan 2024, membawa resesi terpanjang ke Inggris seiring dengan inflasi yang masih dapat naik. Bailey juga menambahkan bahwa ekonomi Inggris akan terpuruk dengan tingkat pengangguran naik ke 6.5% saat berada dalam resesi. Ia juga memberikan kalimat yang sangat dovish dimana ia mengatakan bahwa kenaikan 75 basis poin ini tidak dapat dijadikan acuan kenaikan berikutnya serta target suku bunga yang akan dicapai oleh BoE akan lebih rendah dibandingkan prediksi para pelaku pasar. Melihat adanya outlook ekonomi yang buruk serta nada dovish BoE, GBP diprediksi dapat terus melemah di perdagangan ke depannya.
Kesimpulan:
Adanya pernyataan dovish dari Andrew Bailey terkait ekonomi Inggris ke depannya serta tingkat suku bunga akan memberikan tekanan pelemahan yang kuat untuk GBP di perdagangan.
Efek terhadap Pasar: Tren Bullish untuk USD, Tren Bearish untuk GBP
Pasangan Pair untuk ditrade: GBP / USD
Timeframe: D1
Target Open Posisi
Resistance 3: 1.17411
Resistance 2: 1.15482
Resistance 1: 1.13466
Target Take Profit
Support 1: 1.11450
Support 2: 1.09696
Support 3: 1.07592
Stop Loss: 1.19954
Sumber:
https://www.reuters.com/world/uk/bank-england-readies-biggest-rate-rise-since-1989-2022-11-03/
https://www.reuters.com/world/uk/bank-englands-mann-says-inflation-drivers-still-strong-2022-11-03/
https://www.reuters.com/world/uk/bank-englands-bailey-speaks-after-rate-increase-2022-11-03/
https://www.reuters.com/world/uk/boe-bailey-says-75-basis-points-is-not-new-norm-rate-hikes-2022-11-03/