Senin 21 Maret 2022, Antonius Darma Setiawan
Ketua Federal Reserve Jerome Powell menyampaikan terkait dengan lonjakan inflasi dan berjanji akan mengambil tindakan keras. Suku bunga akan dinaikan secara lebih agresif menuju ke 50 basis poin dari kenaikan semula yang hanya 25 basis poin. Jika inflasi terus menguat, kemungkinan kenaikan suku bunga akan terus berlanjut. Pasar modal merespon pernyataan ini dengan menurunnya indeks DOW 201,94 poin. Hal ini menandakan aliran dana dari pasar modal ke bank yang tentunya akan memperkuat indeks USD seperti yang terjadi pada perdagangan Senin dan Selasa. Hal ini berarti memegang mata uang USD akan menjadi menarik, karena bunga banknya akan semakin besar.
Uni Eropa mempertimbangkan untuk melakukan embargo terhadap produk-produk energi dari Rusia berupa gas dan minyak. Pertimbangan ini akan dipercepat dengan perkiraan bahwa pada bulan Juni EU akan menemukan sumber energi alternatif, karena EU sangat bergantung dari gas dan minyak dari Rusia. EU tidak ingin memberikan sumber dana bagi Rusia untuk melanjutkan invasinya ke Ukraina. Jika embargo ini terjadi, maka bisnis manufaktur di Eropa akan terganggu sebelum energi alternatif dalam jumlah cukup besar dapat digunakan. Artinya jika EU akan menekan Rusia untuk menghentikan invasinya dengan menutup seluruh asset bank dan sumber pendapatan dari energi, maka EU harus menanggung penurunan industry manufaktur dalam beberapa bulan ke depan. Dengan demikian ekonomi Eropa akan terganggu dalam beberapa bulan ke depan dan mata investor akan menjual euro dan mengalihkannya ke tempat lain yang lebih menguntungkan.
Efek terhadap pasar: Tren bearish untuk EUR, Bulish untuk USD
Pasangan pair: EUR/USD
Indikator Angka Ekonomi:
EUR: -2.65
USD: 0.83
Timeframe: D1
Target Open Posisi: R1: 1,1052 R2: 1,1087 R3: 1,1108
Take Profit: 1,0940
Sumber:
https://www.cnbc.com/2022/03/20/stock-market-futures-open-to-close-news.html