Thursday , 28 March 2024

GLOBAL ECONOMIC OUTLOOK 2016

Reza Aswin , 1 januari 2016

 

GLOBAL ECONOMIC OUTLOOK – 2016

     Tanpa terasa kita sudah memasuki tahun 2016 dengan semua catatan ekonomi global ditahun 2015. Wajah ekonomi glonal ditahun 2016 akan sangat diwarnai oleh Geopolitikal dimana agenda agenda politik akan sangat kental mempengaruhi perekonomian global ditahun 2016.

     Dari Eropa telah kita ulas di artikel sebelumnya dimana Yunani akan menghadapi putaran bailout selanjutnya, sanksi ekonomi Rusia oleh Uni Eropa dan Teror kelompok Radikal ISIS masih akan berlanjut. Selain itu dari negara Inggris, kita melihat adanya pertumbuhan ekonomi yang membaik dengan laju pertumbuhan 2,1% dibandingkan dengan Uni Eropa yang hanya 1,6% dan canada yang hanya 0,2%. Hambatan Inggris ditahun 2016 adalah BREXIT, dimana jajak pendapat di masyarakat Inggris untuk keluar dari Uni Eropa telah mencapai 50% : 50%. Disatu sisi para ekonom menilai bahwa Brexit akan menyelamatkan uang pembayar pajak di negara tersebut, tetapi analis lainnya menilai bahwa tertutupnya perekonomian Inggris akan menjadi bumerang bagi perekonomian dinegara tersebut untuk masa yang akan datang, karena perdagangan bebas yang dianut oleh G10 akan membebani Inggris kedepannya.

Baca Juga :   Penjualan Ritel di AS Melonjak, Neraca Perdagangan Jepang Defisit

     Dari Asia masih berkutat dengan perekonomian China yang tidak kunjung membaik dimana nilai tukar Yuan telah mencapai 6,5/ US Dollar. Semua kebijakan moneter telah diambil oleh PBOC guna mencegah penurunan perekonomiannya, tetapi Penguatan US Dollar dan turunnya harga komoditas membuat China masih berada didalam area downtrend. Disisi lain jepang mulai pulih dari keterpurukan sehingga dengan ketidak pastian yang melanda ekonomi global Yen menjadi primadona sebagai safe haven. jepang merupakan negara yang masuk sudah memasuki jalur pemulihan ekonomi dengan dibantu harga energi yang rendah. Dengan penguatan US Dollar maka disinyalir bahwa harga energi masih akan berada dalam level rendah.

     Dengan semua data diatas maka tidaklah heran jika petinggi IMF Christine Lagarde mengatakan bahwa Dunia masih akan dilanda perlambatan ekonomi ditahun 2016. Prospek kenaikan suku bunga di AS dan perlambatan ekonomi di China dan harga minyak dunia serta komoditas yang terus merosot menimbulkan ketidakpastian dan risiko yang lebih tinggi dari kerentanan ekonomi di seluruh dunia. Negara berkembang yang sangat mengandalkan pemasukan dari perdagangan komoditas akan terimbas dengan keadaan ini, dimana dengan rendahnya hasil penjualan mereka akan berdampak pada rendahnya pengembalian hutang negara negara berkembang. Beban hutang akan menjadi lebih tinggi ditahun 2016 mengingat The Fed akan secara berkelanjutan akan menaikan suku bunga nya sampai tahun 2017. Pada bulan Oktober, IMF meramalkan bahwa ekonomi dunia akan tumbuh sebesar 3,6% pada tahun 2016

Baca Juga :   Mata Uang AUD Dapat Melemah karena 2 Alasan Ini

“Lagarde warned that rising US interest rates and a stronger dollar could lead to companies defaulting on their payments and that this could “infect” banks and states”

About Reza Aswin

Senior Fundamental Analyst. 20 tahun berkecimpung di dunia trading forex, komoditi, dan hingga kini aktif menjadi analis fundamental.

Check Also

Bank of Japan Keluar Dari Suku Bunga Negatif

Jakarta, 20 Maret 2024 By. Reza Aswin Apa yang terjadi di pasar Bank of Japan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp Hubungi Kami