Rio Wibawa
Jakarta, 30 Mei 2022, 12:58 WIB
Harga minyak dapat terus meningkat di perdagangan dengan adanya proses pembukaan lockdown di Beijing dan Shanghai setelah 2 bulan Shanghai dilockdown dan 1 bulan setelah Beijing dilockdown. Bisnis, mall, hotel, tempat rekreasi, and transportasi umum sudah diperbolehkan untuk kembali beroperasi. Orang-orang juga sudah diperbolehkan untuk kembali bekerja. Pembukaan lockdown di Beijing dan Shanghai ini tentu akan mendorong perekonomian Tiongkok serta juga meningkatkan kebutuhan akan bahan bakar seperti minyak untuk menyokong peningkatan permintaan akan bahan bakar seiring kembali berjalannya perekonomian. Selain itu, potensi kenaikan harga minyak juga didukung oleh adanya kemungkinan kesepakatan akan embargo minyak Rusia oleh Uni Eropa, yang berlaku untuk minyak Rusia yang masuk ke dalam Uni Eropa melalui tanker, dan bukan melalui jalur pipa. Proses diskusi masih berlanjut hingga hari ini dan jika keputusan ini berhasil disepakati oleh seluruh negara yang tergabung di Uni Eropa, maka suplai minyak secara global akan semakin berkurang dan tentu akan meningkatkan harga minyak global. Peningkatan harga minyak ini akan menguntungkan Kanada dan mata uangnya, CAD, karena Kanada merupakan salah satu negara penghasil minyak terbanyak di dunia. Jika harga minyak naik, maka perekonomian juga naik serta CAD juga ikut didukung oleh hal ini.
Di sisi lain, tingkat inflasi Jepang berada di angka 1.9% mendekati target BoJ di 2% namun, kenaikan ini banyak didukung oleh meningkatnya harga makanan dan energi secara global. Jika dua faktor ini tidak dihitung, maka tingkat inflasi Jepang di bulan Mei tahun ini dibandingkan tahun lalu meningkat hanya sebesar 0.9%. Namun, kenaikan ini tidak bisa dianggap baik menurut Ernie Higa, ketua dan CEO Higa Industries. Menurutnya, inflasi yang dirasakan Jepang sekarang merupakan inflasi “buruk” karena dorongan biaya terus menaik seiring inflasi, namun upah tidak ikut naik sehingga rakyat Jepang akan merasakan akibat dari hal ini. Selain itu, ekonomi Jepang diprediksi akan tumbuh dengan lebih lemah dibandingkan perkiraan para ahli ekonomi karena adanya perlambatan ekonomi di Tiongkok dan kenaikan harga bahan mentah yang dibutuhkan Jepang untuk menjalankan industrinya. Kuroda selaku Bubernur Bank of Japan, hari ini mengatakan bahwa ia dan BoJ akan dengan sabar tetap berpegang pada kebijakan moneter yang ultra longgar untuk membantu ekonomi pulih. Hal ini tentu membantah rumor-rumor akan adanya perubahan kebijakan tersebut. Ia juga menambahkan bahwa pelemahan Yen di perdagangan merupakan hasil dari kenaikan harga minyak yang menyentuh $130 per barel dan bukan karena kebijakan moneter BoJ, kembali menekankan pendiriannya untuk tetap berpegang pada kebijakan ultra longgar.
Kesimpulan:
Mata uang CAD diprediksi dapat menguat di perdagangan dengan adanya potensi harga minyak juga naik di perdagangan global. Sementara itu, mata uang JPY ke depannya akan melemah, didukung oleh pernyataan Kuroda yang akan tetap berpegang teguh pada kebijakan BoJ yang ultra longgar.
Efek terhadap Pasar: Tren Bullish untuk CAD, Tren Bearish untuk JPY
Pasangan Pair untuk ditrade: CAD / JPY
Indikator Angka Ekonomi:
CAD = +0.10
JPY = -0.05
Timeframe: D1
Target Open Posisi
Support 1: 99.771
Support 2: 98.884
Support 3: 97.714
Target Take Profit
Resistance 3: 103.339
Resistance 2: 102.109
Resistance 1: 100.859
Sumber:
https://www.cnbc.com/2022/05/30/beijing-shanghai-start-to-reopen-as-covid-cases-drop.html
https://www.reuters.com/markets/commodities/oil-climbs-ahead-eu-meeting-russia-sanctions-2022-05-30/