Thursday , 28 March 2024

Italian Job….

Para pemimpin ekonomi utama dunia,yang mengadakan pertemuan 2 hari di Riviera Prancis, secara umum membuat pasar menjadi tidak mempunyai kepastian kembali dalam menghadapi Krisis Hutang di dataran Eropa.

Kanselir Jerman terlihat pesimistik dalam menghadapi kenyataan yang terjadi dimana  masalah Yunani telah menurunkan kepercayaan investor sejak Perdana Menteri Yunani George Papandreou memutuskan untuk menyelenggarakan referendum dan melambungkan negara tersebut  keluar dari zona mata uang 17-negara.

“Hampir tidak ada negara di sini yang mengatakan mereka siap untuk bersama-sama meningkatkan dana EFSF (dana penyelamatan zona euro),” kata Kanselir Jerman Angela Merkel dalam konferensi pers. Kejadian ini membuat Investor potensial seperti China dan Brasil ingin melihat lebih detail sebelum mereka membuat komitmen guna memasukkan uang mereka ke dalam dana talangan tersebut.

Secara umum kebijakan yang dihasilkan dalam pertemuan G 20 antara lain:

1.  Tidak ada dana bantuan baru untuk upaya mengatasi krisis utang Eropa,

2. Italia secara efektif ditempatkan di bawah pengawasan IMF.

Perdana Menteri Yunani telah membuat kesepakatan untuk mundur dan membiarkan Menteri Keuangan Evangelos Venizelos membentuk pemerintah koalisi, hal ini ditujukan untuk memenangkan persetujuan parlemen untuk bailout terbaru Yunani.

Pembentukan koalisi akan menghindari risiko pemilu langsung yang akan mendorong Yunani lebih dekat ke default dan akan memberikan ruang bernapas Athena untuk menyetujui bailout untuk menerima seperenam bantuan dari pemberi pinjaman.

Venizelos, seorang anggota partai sosialis PASOK, akan menjadi perdana menteri pemerintah koalisi baru dan tidak jelas apakah pihak lain akan diberikan portofolio.

Baca Juga :   Keadaan perekonomian Inggris

Venizelos, seorang Sosialis yang ambisius dan kuat yang memimpin pembicaraan dengan Uni Eropa, IMF dan bank-bank yang terkait bailout dan transaksi swap utang, telah menentang Papandreou pada rencanareferendumnya dan ia berpendapat bahwa hal itu bukan apa yang dibutuhkan oleh Yunani.

Papandreou memprovokasi keributan di dalam dan di luar negeri pada hari Senin ketika ia mengumumkan akan melaksanakan referendum mengenai dana talangan € 130 miliar ($ 179 miliar), yang disepakati oleh para pemimpin zona euro minggu lalu, namun pemerintah Yunani secara resmi pada hari Jumatmengumumkan bahwa referendum tidak akan terjadi.

Pemungutan suara datang dengan latar belakang meningkatnya kemarahan di Yunani atas tagihan penghematan pajak yang tinggi dan pemotongan gaji sementara negara sedang berjuang untuk melalui resesi. Masyarakat Yunani jengkel dan menyalahkan elit politik yang korup untuk masalah krisis utang tersebut,yang mana telah memicu protes dan pemogokan di negara itu.

Papandreou mengatakan kepada parlemen sebelum pemungutan suara bahwa dia akan pergi ke presiden Yunani pada hari Sabtu untuk membahas pembentukan pemerintah yang berbasis lebih luas yang akan mengamankan bailout zona euro, garis hidup keuangan terakhir Yunani, ia juga menambahkan ia bersedia untuk membahas siapa yang akan menjadi kepala baru administrasi.

Papandreou telah berada di bawah tekanan yang kuat untuk mengundurkan diri oleh anggota partainya sendiri setelah keputusan mengejutkan untuk melakukan referendum minggu ini dimana hal tersebut telah mengguncang pasar dunia dan membuat marah kreditor Yunani.

Papandreou mengatakan bahwa pemilihan umum dini “akan menjadi bencana” karena akan membahayakan pembicaraan para kreditor untuk mengamankan pinjaman 8 miliar euro yang dibutuhkan untuk menjaga Yunani dari default.

Perdana menteri Yunani meminta anggota parlemen untuk memberikan voting   pada hari Jumat malam sebagai tanda persetujuan dari upaya untuk membentuk pemerintahan koalisi.

Baca Juga :   Sekjen NATO memperingatkan Rusia dapat menggunakan senjata kimia terhadap Ukraina

Papandreou tidak akan berpartisipasi dalam pemerintahan koalisi. Pejabat senior partai sosialis mengatakan, dia mungkin mengusulkan Menteri Keuangan Evangelos Venizelos untuk memimpin koalisi tersebut.

Masalah baru muncul dan akan mempunyai dampak yang lebih besar dari pada Yunani, yaitu Krisis Hutang di Italia dimana dengan masuknya negara tersebut dalam pengawasan ketat IMF akan membuat Euro terpuruk lebih dalam.

Perdana Menteri Silvio Berlusconi, mengatakan Italia akan menyambut pemantauan triwulanan IMF tentang masalah penundaaan dana pensiun dan reformasi pasar tenaga kerja dan privatisasi, ia berjanji untuk melaksanakan sekarang.

Mengingat ukuran ekonominya, Italia menimbulkan resiko yang jauh lebih besar ke zona mata uang 17-negara daripada Yunani, yang hampir membawa euro jatuh, terkait kesalahan mengelola keuangannya.

Dengan biaya pinjaman yang meningkat dan tingkat utang terjebak pada 120% dari PDB, Roma memiliki perekonomian terbesar ketiga di wilayah euro dengan pasar obligasi pemerintah terbesar, dan terlalu besar untuk Default. Namun kurangnya kredibilitas Pemerintah Berlusconi telah melemahkan kepercayaan investor. Gara gara Yunani maka Italia ditekan untuk mengembalikan kredibilitas Euro Zone di pasar keuangan.

Dilain sisi Ketua Dana Moneter Internasional (IMF) , Christine Lagarde, mengatakan bahwa reformasi anggaran yang direncanakan Italia kurang kredibel. Lagarde memberikan komentar tersebut terkait Italia menyetujui paket reformasi anggaranterbatas pada Rabu malam.

Tapi kabinet Italia gagal untuk menyetujui keputusan menerapkan perubahan,yang berarti bahwa mereka sekarang harus melaksanakan voting di parlemennya.

Lagarde mengatakan IMF akan terus memantau pelaksanaan reformasi, setelah Italia diundang untuk melakukannya.

Presiden Komisi Eropa Jose Manuel Barroso juga mengatakan bahwa komisi juga akan meningkatkan pemantauandari Italia. Sebuah tim dari komisi akan melakukan perjalanan ke Roma pekan depan, katanya.

About Reza File

To contact the editor responsible for this story : Reza Aswin at PT. ABC Future Indonesia email : rz_aswin@yahoo.com

Check Also

Bank of Japan Keluar Dari Suku Bunga Negatif

Jakarta, 20 Maret 2024 By. Reza Aswin Apa yang terjadi di pasar Bank of Japan …

WhatsApp Hubungi Kami