Kondisi kita tidak buruk, tapi belum baik

Tangerang, 23 Januari 2023

Di tulis oleh Andreas T.

China menyatakan 80% dari populasinya telah terdampak Covid 19, dan sudah melewati puncak penyebaran virus tersebut. Data yang ada menunjukkan kasus meninggal sebesar 60.000 orang, meski ini tidak di jamin sebagai data yang akurat, akan tetapi nilai ini cukup kecil jika di bandingkan dengan total populasi. Jadi seharusnya tidak berpengaruh banyak terhadap kebangkitan ekonomi yang di mulai dengan membuka kebijakan nol Covidnya.

Memang terjadi pergerakan masal selama mudik imlek tahun ini, tapi gelombang Covid ke-2 sepertinya dalam 2-3 bulan kedepan tidak akan terjadi, mengingat 80% rakyat yang sudah pernah terinfeksi Covid, jadi mestinya mereka sudah punya kekebalan. Yang jelas, presiden Xi tidak akan menyetujui untuk membuka pembatasan tersebut tanpa data dan perhitungan yang masak.

Jika demikian halnya, maka ekonomi akan mulai bergerak lagi, industri mulai berjalan, dan jelas China akan butuh pasokan komoditas, apalagi dengan data laju inflasi yang di bawah 2%. Hal ini sudah di mulai dengan di burunya saham saham perusahaan China oleh para Hedge Fund di awal tahun ini.

Baca Juga :   Pemasok Energi Di Inggris Menurun Karena Harga Gas Yang Terus Melonjak

Australia, sebagai mitra dagang China yang terbesar akan ikut menikmati imbas dari pembukaan pembatasan ini, kita akan lihat lagi setelah hingar bingar perayaan imlek di China selesai, mestinya sekitar 2 minggu setelah imlek, yang kira-kira setelah FOMC meeting di USA.

Sementara itu, rencana the FED untuk menaikkan suku bunga tidaklah se-agresif tahun lalu, sejalan dengan menurunnya tingkat penjualan dan harga grosir. Gubernur FED juga menyatakan bahwa dia hanya mendukung kenaikan suku bunga 25 basis point saja, menurutnya, suku bunga saat ini sudah cukup tinggi untuk meredam laju inflasi. Jika hasil rapat FOMC pada tanggal 2 Feb pagi the FED masih menaikkan suku bunga 25 basis point, saya pikir pasar sudah tidak terlalu tertarik lagi.

Disisi lain, direkur pelaksana IMF menyatakan bahwa saat ini kondisi ekonomi dunia tidak terlalu buruk, akan tetapi juga bukan berarti di posisi yang baik.

Jadi, saya berkesimpulan bahwa safe heaven masih tetap akan menjadi primadona pelaku pasar. Kenaikan suku bunga 25 basis point, jika terjadi, mungkin tidak akan terlalu di respon oleh pelaku pasar. Gold kemungkinan besar akan melakukan koreksi dulu ke level 1830-an sebelum melanjutkan berpacu ke level 2000-an US$ per troy ounce.

Baca Juga :   Gelombang Panas Menimpa Eropa, Disertai Ketakutan Pengiriman Energi Dari Rusia

Sementara itu indeks saham masih bergerak stagnan karena investor juga menunggu hasil akhir FOMC dan sedang mengalami minggu-minggu sibuk untuk pendapatan atas saham.

Disclaimer dulu. Artikel ini bukan ajakan untuk melakukan trading ataupun spekulasi. Kalaupun anda setuju dengan apa yang saya tulis, DYOR, do your own research, sebelum masuk ke market, dan selalu gunakan manajemen dan rasio kecukupan modal yang benar. Ingat, untuk para trader, sakit kepala di sebabkan oleh jari yang gatal    😀


Trading Idea :
Buy Limit Gold pada rentang S1 – S2 – S3 =  1896.57 – 1861.44 – 1832.58  dan target profit di R1 – R2 – R3 = 1942.99 – 1979.37 – 2048.38

Catatan :  rasio kecukupan modal untuk berdagang emas adalah lebih besar di banding berdagang mata uang, jadi sesuaikan berapa besaran lot yang akan di buka dengan modal yang di miliki.

Sumber :

About Reza Aswin

Senior Fundamental Analyst. 20 tahun berkecimpung di dunia trading forex, komoditi, dan hingga kini aktif menjadi analis fundamental.

Check Also

Keputusan Fed Bersifat Dovish

Jakarta, 21 Maret 2024 By. Reza Aswin Apa yang terjadi di pasar Secara umum keputusan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp Hubungi Kami