Thursday , 28 March 2024

Krisis Timur Tengah

Kerusuhan Mesir membuat safe haven kembali menjadi alat hedging investor. “Ini merupakan risk aversion klasik yang dipicuoleh kekhawatiran geopolitik,” kata Paresh Upadhyaya,kepala strategis pada Bank of America Corp.

 

Dollar AS Berjaya Di Atas Penderitaan Mesir

Dollar AS unjuk kekuatan terhadap sebagian besar mata uang utama seiring kerusuhan antara polisi dan demonstran yang kian memuncak di Mesir, mendorong permintaan untuk mata uang yang lebih aman. Pound Mesir diperdagangkan di dekat level rendah 6-tahun terhadap greenback pasca Fitch Ratings menurunkan outlook rating hutang Mesir menjadi “negatif” dari “stabil”, dengan alas an kerusuhan yang terjadi telah meningkatkan “ketidakpastian” terhadap prospek politik dan ekonomi. “Ini merupakan risk aversion klasik yang dipicu oleh kekhawatiran geopolitik,” kata Paresh Upadhyaya, kepala strategis pada Bank of America Corp. di New York. “Mendorong harga minyak, emas dan Dollar menjadi lebih tinggi. Menyebabkan penurunan pada Euro dengan Franc Swiss kembali mendapatkan status safe haven-nya.” Polisi Mesir menembakkan gas air mata saat ribuan demonstran bergerak ke Tahrir Square Kairo, yang diikuti pelemparan batu terhadap truk-truk yang yang mengangkut polisi anti huru hara. Polisi juga membatasi akses internet dan ponselponsel, serta menahan para pemimpin senior dari Muslim Brotherhood, kelompok oposisi utama.

 

 

Emas Melejit Akibat Kericuhan di Mesir

 

Emas melejit sebanyak 2.5% hari Jumat, setelah kecemasan situasi di Mesir akan menyebar ke Timur Tengah memicu investor membeli emas sebagai safe-haven. Presiden Mesir Hosni Mubarak memberlakukan jam malam dan memperintahkan tentara untuk membantu polisi mengatasi kericuhan di jalan-jalan Kairo dan kota lainnya yang meminta pengunduran dirinya. “Semua karena Mesir. Ada banyak peralihan menuju aset berkualitas seperti dollar, emas, dan obligasi,” ucap Frank McGhee, kepala trader emas pada Integrated Brokerage Services di Chicago. “Emas lebih terdorong naik daripada obligasi pada saat ini. Orang-orang sedang mencari emas sebagai safe haven di saat seperti ini, dan ini terbukti,” ucapnya. Investor sering beralih pada emas sebagai aset yang aman dari resiko kepemillikan mata uang ketika adanya ketidakpastian politik dan ekonomi.

Baca Juga :   Laju Tapering dapat dipercepat, kata Powell

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Profit-Taking Warnai Asia

 

Bursa Asia rontok akibat aksi profit-taking, menguras sebagaian besar kenaikan yang didapat pekan lalu. Nikkei merosot 1% setelah pemangkasan peringkat kredit Jepang berikan investor kesempatan untuk kurangi kepemilikan saham perusahaan Jepang. Analis melihat downgrade Moody’s sebagai titik balik bagi investor asing yang telah menggiring rally sejak November. Aksi jual Nikkei juga keringkan likuiditas yang membuat saham finansial terpuruk akibat kekhawatiran biaya pinjaman yang lebih tinggi. Nikkei akhirnya ditutup anjlok 1.1% pada level 10,360.34 namun masih menguat 0.8% pekan ini.

Bursa Seoul merosot, terbebani anjloknya saham otomotif seperti Kia Motors, namun Samsung Electronics justru beri dukungan seiring sahamnya mencatat rekor penutupan tertinggi kendati lemahnya pendapatan kuartal. Menurut Chung Seung-jae, analis pasar Mirae Asset Securities, pasar terlihat lebih lengang setelah cetak rekor tinggi baru belakangan ini. Indeks KOSPI berakhir turun 0.34% sedangkan KOSPI berjangka (KSc1) ditutup anjlok 0.21% atau -0.60 poin ke level 278.80.

Sementara itu, bursa Hong Kong ditutup melemah, meluncur tajam untuk pekan keduanya akibat anjloknya saham CNOOC yang turut memicu pelemahan saham energi lainnya. Saham perusahaan properti tumbang akibat kekhawatiran terhadap pembendungan pasar China. Indeks Hang Sengberakhir melemah 0.68% pada 23,617.02, turun 1.1% untuk pekan ini.

Saham anjlok seiring aksi protes di Mesir meninggikan kecemasan pemerintah kehilangan kendali, yang akan mengakibatkan ketidakstabilan regional. Berita ini melemahkan bursa saham dunia. Ketidakpastian ini juga memberikan investor alsan untuk menjual setelah kenaikan selama 5 bulan, juga Dow dan S&P yang terhalang oleh resisten kuat, ucap analis.

Baca Juga :   Pelemahan Ekonomi Eropa Menekan EURUSD

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Teknikal

USDCHF

Dengan closing weekly diharga 0.9418 maka trendline weekly USDCHF belum dapat di tembus. Maka Penguatan CHF masih akan berlanjut diminggu depan, level 0.9300 menjadi target di minggu depan bagi pair ini.

Adapun Support ada dilevel
0.9409, 0.9386, 0.9345 dan 0.9317

 

Resistance  ada dilevel
0,9455, 0,9472, 0,9500, 0,9535

Resiko harga dibawah 0.9300 memang ada mengingat CHF merupakan Negara yang paling stabil nilai tukarnya sehingga banyak diburu investor saat safe haven kembali merebak.

Peluang CHF melemah akan banyak dipengaruhi oleh system neraca perdagangan mereka yang kurang menguntungkan jika CHF terlalu menguat, dimana minggu lalu pemerintah swiss berencana untuk intervensi money market karena kegiatan export mereka terganggu. Disisi lain

 

Gold

Isn’t this a very nice looking bullish flag on the M15 chart ?
watch chart. 1335, 1345 in play.

 

Hangseng

Beberapa analis mengatakan MACD pada grafik 1 jam menujukkan momentum bearish untuk hangseng dengan support terdekat pada 23485. Sementara stochastic berada dekat area oversold, yang mengindikasikan potensi koreksi bullish jika hang seng gagal menembus dibawah 23485. Koreksi akan menuju 23620 atau bahkan23730 untuk jangka yang lebih panjang.

Resistance Level : 23620, 23730, 23870
Support Level : 23485, 23320, 23200
Trading Range : 23320 – 23620

Kesimpulan : dengan melihat fundamental & teknikal yang ada Harga index hangseng merupakan harga Top – Selling (ada harga atas untuk di sell bukan ada harga bawah untuk di buy).

About Reza File

To contact the editor responsible for this story : Reza Aswin at PT. ABC Future Indonesia email : rz_aswin@yahoo.com

Check Also

Bank of Japan Keluar Dari Suku Bunga Negatif

Jakarta, 20 Maret 2024 By. Reza Aswin Apa yang terjadi di pasar Bank of Japan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp Hubungi Kami