Rio Wibawa
Jakarta, 17 Januari 2022, 16:38 WIB
Harga minyak dunia kembali menguat hari ini ditandai dengan kenaikan harga berjangka Brent sebanyak 0.5% menuju $86.46 per barrel dan WTI sebanyak 0.75 ke angka $84.40 per barrelnya. Kenaikan ini didukung oleh beberapa faktor yaitu adanya penurunan suplai minyak serta tanda-tanda varian omicron akan menyebabkan gangguan yang besar seperti delta menurun di mata pelaku pasar. Banyaknya produsen minyak skala kecil yang takut untuk menaikkan jumlah produksi juga mendorong penguatan harga minyak di tengah naiknya permintaan dan menurunnya stok. Adanya rencana Tiongkok untuk mengeluarkan cadangan minyaknya mendekati imlek pun tidak dapat membendung harga minyak ke arah bawah. Sementara itu, GBP sedang berada dalam tekanan turun karena danya ketidakpastian politik di negaranya dengan adanya seruan agar Boris Johnson turun dari posisinya sebagai Perdana Menteri setelah terbukti mendatangi pesta natal di downing street tahun lalu ramai-ramai selagi aturan saat itu hanya memperbolehkan maksimal 2 orang berkumpul bersama. Ketidakpastian ini menekan GBP dalam tren turun dan jika pada akhirnya Boris Johnson terpaksa mengundurkan diri, ini akan menyebabkan melemahnya GBP di perdagangan.
Kesimpulan:
Harga minyak yang menguat karena beberapa factor seperti menurunnya stok minyak serta berkurangnya kekhawatiran pelaku pasar terhadap dampak varian omicron kepada permintaan global akan minyak akan mendorong harga minyak dan juga CAD ke depannya sedangkan GBP sedang dalam tekanan turun karena masalah yang sedang dialami Boris Johnson.
Efek terhadap Pasar: Tren Bullish untuk CAD dan Tren Bearish untuk GBP
Pasangan Pair untuk ditrade: GBP / CAD
Timeframe: D1
Target Open Posisi
Resistance 3: 1.72838
Resistance 2: 1.71765
Resistance 1: 1.71313
Target Take Profit
Support 1: 1.70805
Support 2: 1.70354
Support 3: 1.69761
Sumber:
https://www.cnbc.com/2022/01/17/uks-boris-johnson-clings-to-power-as-partygate-scandal-rumbles-on.html