Tangerang, 08 September 2021 06.30 WIB oleh Suzan Tengkar
Dolar AS pada Selasa kemarin menguat karena imbal hasil AS naik dengan pemerintah AS menjual utang baru minggu ini, termasuk $58 miliar dalam surat utang tiga tahun, $38 miliar dalam surat utang 10-tahun dan $24 miliar dalam obligasi 30-tahun.Walau hasil NFP pada Jumat lalu tidak sesuai ekspektasi, tetapi The Fed kemungkinan untuk bergerak menuju tapering pada akhir tahun ini, ekonomi AS kemungkinan akan berkinerja relatif kuat, sehingga penurunan dan kelemahan dolar mungkin merupakan peluang beli. Didukung juga 75%orang dewasa telah divaksinasi sehingga pemulihan ekonomi AS ada di depan mata.
Keputusan Bank Sentral Australia untuk mempertahankan suku bunga dan akan terus membeli sekuritas pemerintah dengan tariff $4 miliar per minggu dan melanjutkan pembelian pada tingkat ini setidaknya sampai pertengahan 2022 dengan target inflasi aktual kisaran target 2-3 %. Keputusan ini diambil karena melihat pertumbuhan ekonomi Australia telah terganngu oleh wabah Delta dan adanya pembatasan aktivitas terkait sehingga diperkirakan kan menurunkan PDB.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan rencana untuk menaikkan pajak Asuransi Nasional yang dibayarkan pekerja untuk mensubsidi perawatan bagi pensiunan. Hal ini membuat kemarahan banyak anggota parlemennya sendiri karena dianggap melanggar janji waktu pemilihannya. Organisasi bisnis inggris pun mengkritik rencana ini karena akan menaikkan beban perusahaan yang sedang berjuang menghadapi pandemic.
Kesimpulan :
Keputusan RBB yang dovish dan rencana Boris Johnson untuk menaikkan pajak diprediksikan akan melemahkan mata uang GBP dan AUD
Trading Plan :
Sell GBPUSD dan AUDUSD
Strategi Plan :
Sell Limit GBPUSD di 1.3836 – 1.3925 dan Take Profit di 1.3742 – 1.3625
Sell Limit AUDUSD di 0.7440 – 0.7525 dan Take Profit di 0.7331 – 0.7237