Jumat,3 Juni 2022
Oleh : Leo Andre D & Steven G Tunas
Kenaikan harga minyak di tengah berita menuju $ 117 per barel karena anggota OPEC sebagian tidak meningkatkan produksi secara signifikan, yang membuat harga mintak mendekati puncak pada waktu 2008. Meskipun demikian Arab Saudi dan negara-negara OPEC+ lainnya sepakat untuk memajukan peningkatan produksi minyak guna mengimbangi kerugian produksi Rusia guna meredakan lonjakan harga minyak dan inflasi. Hal ini dapat dibuktikan oleh pernyataan OPEC+ mengatakan telah setuju untuk meningkatkan produksi sebesar 648.000 barel per hari (bph) pada Juli atau 0,7% dari permintaan global dan jumlah yang sama pada Agustus versus rencana awal untuk menambah 432.000 bph per bulan selama tiga bulan hingga September. Hal ini merupakan Langkah positif untuk mengurangi kenaikan harga minyak yang bisa menyebabkan perlambatan ekonomi dunia. Ini bisa terjadi karena dampak dari perang Russia Ukraina yang membuat negara seperti Russia mengurangi produknya sebesar 1 juta barel per hari menyusul sanksi barat terhadap Moskow.
Opec+ kemungkinan akan memajukan rencana kenaikan produksi minyak dari juli- September menjadi juli – agustus, untuk menekan harga minyak dan menjaga kestabilan ekonomi. Karena kenaikan harga bensin yang telah meroket mendorong inflasi AS kelevel tertinggi, yang membuat ekonomi melambat. Gedung Putih mengatakan pihaknya menyambut baik keputusan Kamis dan mengakui peran Arab Saudi dalam mencapai konsensus OPEC+.
Arah Market
Dengan melihat fenomena di atas, maka dapat disimpulkan oil akan terkoreksi sementara di area 95-120 dollar per barel karena OPEC+ ingin memajukan rencana penambahan produksinya di bulan juli – agustus.Meskidemikian dengan adanya embargo yang disebabkan oleh Eropa juga dapat menahan harga oil.
Entry Sell
R1: 119
R2: 120
R3: 122.
Take Profit
S1: 114
S2: 111,8
S3:109