Pasar Saham Dunia Berada di Batas Down Trend

Reza Aswin, 16 Januari 2016

Pasar Saham Dunia Berada di Batas Down Trend

             Tahun 2016 baru berjalan 2 minggu, tetapi pasar modal dunia telah turun cukup tajam. Indeks Dowjones dan S&P 500 turun 9,4%, sedangkan Nasdaq turun cukup signifikan  sebesar 11,5% semenjak pasar uang dibuka tanggal 3 januri 2016. CBNC melaporkan bahwa penurunan ini merupakan penurunan terbesar diawal tahun dengan kerugian sebesar $3,2 Trilliun diseluruh pasar modal di dunia. Banyak dari kita menyalahkan China atas semua kebijakan moneter yang diambil pemerintahnya guna menyelamatkan perekonomian yang semakin jauh dari stabil. Banyak faktor yang memberikan kontribusi sehingga krisis ekonomi global ini terjadi.

Tentu masih segar dalam ingatan kita bahwa keadaan saat ini berawal dari runtuhnya perekonomian Amerika Serikat ditahun 2008. Untuk memulihkan krisis ekonomi yang dilanjutkan dengan krisis keuangan saat itu, maka The Fed mengeluarkan kebijakan moneter berupa program stimulus (QE) sekitar $4,4 Trilliun dalam kurun waktu 9 tahun. Perbaikan kinerja ekonomi Amerika Serikat berdampak pada pelemahan sektor industri dinegara lain termasuk Eropa, Japan dan China. Kebijakan moneter the Fed akhir tahun 2015 dengan menaikan suku bunga sebesar 25 bp, ternyata meningkatkan kekhawatiran diseluruh China. Keadaan ini cukup beralasan mengingat terjadi penurunan permintaan dari perusahaan yang mengandalkan produksi China diseluruh dunia.

Baca Juga :   Prediksi Harian Pair EURJPY

Keadaan saat ini, diperburuk dengan merosotnya harga minyak dunia yang telah terdepresiasi sebesar 20% sejak tahun 2016. Perlambatan ekonomi globa diatas memang merupakan pemicu awal penurunan harga minyak dunia dan pemicu berikutnya adalah efek dari kekhawatiran banjirnya minyak mentah dunia oleh Iran setelah pencabutan sanksi ekonomi oleh Amerika dan Eropa. Iran mempunyai cadangan terbesar ke empat di dunia dan telah siap untuk mengirimkan kapal tankernya bermuatan minyak mentah, sebanyak 1,1 juta barel/hari keseluruh negara di dunia. . “Ketika penyelesaian kesepakatan diumumkan, pasar minyak bisa melihat reaksi spontan langsung ke downside” kata Societe Generale. Secara teknis minyak mentah dunia akan menyentuh harga$26/ barel dalam beberapa waktu kedepan, ujarnya.

Minggu depan pasar akan diwarnai dengan kecemasan para pelaku pasar akan pertumbuhan di China dimana tanggal 18 januari 2016 data GDP akan dirilis. Penurunan GDP akan membuat pasar modal kan bergejolak kembali dan tertunya circuit breaker akan kembali berfungsi jika Shanghai Composite kembali terdepresiasi melebih 7%.

Dari Eropa, tentunya para pelaku pasar akan menunggu kebijakan moneter Euro central Bank pada tanggal 21 Januari 2016. Sebelumnya Euro Central Bank pada bulan desember 2015, gagal memenuhi ekspektasi pasar untuk memperkuat program pelonggaran kuantitatif (QE) tetapi hanya memperpanjang sampai bulan maret 2017.  Penambahan QE oleh ECB diharapkan dapat menahan laju penurunan di bursa eropa pada minggu depan. Selain itu para Investor mulai kembali melihat swiss franc, mengingat SNB satu tahun yang lalu melepaskan pengaman 1,2 swiss franc/ euro. Kesepakatan politik ditahun 2014, dimana harga tukar euro terhadap swiss tidak boleh melebihi 1,2, ternyata tidak dapat membantu pemulihan ekonomi swiss. Tahun 2015 perekonomian negara ini turun 3% dari tahun sebelumnya.

Baca Juga :   AUD Menguat Terharap EUR

            Dengan melihat fenomena diatas maka pasar modal dunia di minggu depan masih dalam keadaan tertekan dimana minggu depan, dan ini merupakan batas areal down trend. Keadaan konsolidasi atau sideways masih mempunyai peluang jika data rilis data China membaik, sehingga akan masuk dalam fase penantian kebijakan moneter  the Fed melalui FOMC meeting yang akan digelar pada tanggal 26 – 27 januari 2016.

Jangan terlalu cepat menyimpulkan arah market diawal tahun, jika anda tidak mau melihat penurunan equity anda secara cepat pula…….

“BlackRock, Chairman and CEO Larry Fink said Friday the stock market could fall another 10 percent and oil prices could test $25 per barrel..”

About Reza Aswin

Senior Fundamental Analyst. 20 tahun berkecimpung di dunia trading forex, komoditi, dan hingga kini aktif menjadi analis fundamental.

Check Also

Keputusan Fed Bersifat Dovish

Jakarta, 21 Maret 2024 By. Reza Aswin Apa yang terjadi di pasar Secara umum keputusan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp Hubungi Kami