Thursday , 25 April 2024

Penguatan Dollar Dapat Membuat Sekeranjang Mata Uang Terpukul Mundur

2 Mei 2022 – Daniel Octavianus

Saham AS tenggelam pada hari Jumat dengan Nasdaq Composite mencatatkan bulan terburuk sejak 2008, karena Amazon menjadi korban terbaru dalam aksi jual yang dipimpin teknologi di bulan April. Nasdaq Composite yang berbasis teknologi turun hampir 4,2% menjadi 12.334,64, terbebani oleh penurunan pasca-laba Amazon. S&P 500 mundur 3,6% menjadi 4.131,93. Dow Jones Industrial Average turun 939,18 poin, atau mendekati 2,8%, menjadi 32.977,21. Saham ditutup pada bulan yang suram karena investor bersaing dengan banyak tantangan, dari pengetatan moneter Federal Reserve, kenaikan suku bunga, inflasi yang terus-menerus, lonjakan kasus Covid di China dan perang yang sedang berlangsung di Ukraina.

Yen Jepang naik di atas 130 terhadap dolar pada hari Kamis setelah BOJ mengulangi sikap kebijakan moneter ultra-mudah, sangat kontras dengan rekan-rekan di negara maju lainnya di mana bank sentral telah menyatakan keprihatinan atas inflasi. Yen selama berminggu-minggu melemah tajam terhadap greenback karena prospek kebijakan moneter antara Jepang dan AS terus menyimpang.Pada hari Kamis, bank sentral Jepang berjanji untuk membeli obligasi dalam jumlah tak terbatas setiap hari untuk mempertahankan target imbal hasil. Sebaliknya, pemimpin Federal Reserve AS telah menegaskan tekad bank sentral untuk mengambil tindakan agresif terhadap inflasi. Alat CME FedWatch menunjukkan sebagian besar pasar mengharapkan kenaikan suku bunga 50 basis poin di bulan Mei.

Baca Juga :   “Kenaikan Suku Bunga Sebanyak 0.5% akan dimulai pada Mei” Sebut Jerome Powell

Uni Eropa sedang mempersiapkan paket sanksi keenam terhadap Rusia sebagai tanggapan atas invasi lebih dari dua bulan lalu ke Ukraina yang disebut Moskow sebagai operasi militer khusus. Paket tersebut diharapkan menargetkan minyak Rusia, bank Rusia dan Belarusia, serta lebih banyak individu dan perusahaan.

Bank sentral Australia berada dalam posisi terikat karena mempertimbangkan kenaikan suku bunga pertamanya dalam lebih dari satu dekade. Reserve Bank of Australia (RBA) harus memutuskan apakah akan menaikkan pada pertemuan 3 Mei atau menunggu hingga awal Juni. Analis berasumsi akan menaikkan suku bunga dari posisi terendah darurat 0,1% pada tinjauan 7 Juni, setelah melihat lebih banyak data tentang upah dan ekonomi. Semua itu bermula pada minggu lalu ketika angka menunjukkan inflasi melonjak ke tertinggi 20 tahun pada kuartal pertama, dengan ukuran harga yang mendasari meledak melewati kisaran target 2-3% RBA. Perkiraan median dalam jajak pendapat Reuters 27-29 April dari 32 ekonom menunjukkan RBA diperkirakan akan menaikkan suku bunga resmi AUCBIR=ECI sebesar 15 basis poin minggu depan.

Baca Juga :   Monetary Policy Tightening Policy High Inflation

Kesimpulan :

 

USD – USD terus menguat setelah turunnya saham AS selama bulan lalu. Hal tersebut membuat index dollar naik cukup signifikan selama bulan April. USD tetap menguat

JPY – kebijakan BOJ di hari Kamis minggu lalu, terus membuat JPY melemah kedepannya.

EUR – keadaan perang tidak juga selesai, membuat UE harus mempersiapkan sanksi baru untuk Rusia, yang membuat mata uang EUR terus melemah.

AUD – menunggu keputusan RBA pada hari selasa, ada baiknya untuk tidak mentradingkan pair ini sementara waktu.

About Reza Aswin

Senior Fundamental Analyst. 20 tahun berkecimpung di dunia trading forex, komoditi, dan hingga kini aktif menjadi analis fundamental.

Check Also

Pelemahan Indeks Yen Jepang

Jakarta , 16 April 2024 By. Reza Aswin Apa yang terjadi di pasar Pelemahan indeks …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp Hubungi Kami