Reza Aswin | 2 April 2015
Didalam stock ada istilah “Sell in May and Buy in April” sepertinya tidak berlaku untuk tahun ini. keadaan ini sangatlah berbeda dimana ” Perang mata uang ” sudah dimulai dan US Dollar seolah olah menari diatas bencana keuangan yang melanda dunia dan menyebabkan lambatnya pertumbuhan ekonomi dunia. Cut Rate dilakukan oleh beberapa bank sentral di dunia dan beberapa diantaranya bahkan sampai melakukan Program stimulus moneter yang berdampak pada pelemahan mata uangnya. Kesemua itu dilakukan agar muncul nya inflasi dan menjauhkan peluang deflasi yang melanda negara tersebut.
Penguatan US Dollar terkoreksi setelah data ADP dan ISM manufacturing PMI dirilis memburuk, sehingga para pelaku pasar memprediksi bahwa data NFP yang akan dilansir oleh Departemen tenaga kerja US akan buruk pula. Kunci NFP adalah 200 K, jika data yang dirilis dibawah 200 K maka dapat dipastikan US Dollar akan melemah terhadap semua major currency yang ada. Dalam menganalisa pelemahan dan penguatan US Dollar sebaiknya tetap mempertimbangkan data average hourly earnings yang dirilis bersamaan dengan data NFP. average hourly earnings yang relatif terus bertumbuh merupakan indikasi bahwa kenaikan suku bunga US akan semakin jelas terlihat a summer rate hike remains on the table.
HAVE A NICE TRADE