Risk Appetite dan Pola Investasi

Artikel ini ditulis olehย Rinella Putri

Pergerakan pasar di seluruh dunia pada dasarnya dilandasi oleh view terhadap risiko. Ketika outlook perekonomian optimis, maka pasar mempunyai pandangan risk appetite, atau menyukai risiko, sehingga memicu terjadinya carry trade dan investasi di instrumen yang lebih berisiko. Sebaliknya, ketika outlook berubah jadi pesimis, maka muncullah risk aversion, atau menghindari risiko, sehingga memicu unwinding carry trade dan investasi di instrumen yang safe haven.

Saat outlook perekonomian positif, atau ketika perekonomian sedang booming, maka yang lebih dominan di pasar adalah risk appetite. Risk appetite mendorong orang untuk melakukan carry trade dan berinvestasi di aset yang lebih berisiko dan keuntungannya lebih tinggi.


Carry Trade, Investasi di Aset Berisiko

Apa yang dimaksud dengan carry trade? Carry trade adalah suatu aktivitas arbitrase, dimana investor mengambil pinjaman dalam mata uang yang suku bunganya rendah, untuk kemudian diinvestasikan pada aset yang yield-nya lebih tinggi di negara lain.

Contohnya, investor atau spekulator meminjam uang di Jepang yang suku bunganya rendah, untuk kemudian diinvestasikan di Brazil, Australia atau New Zealand yang punya suku bunga tinggi. Dengan berinvestasi di negara dengan suku bunga tinggi, maka diharapkan dia dapat memperoleh keuntungan lebih banyak dibandingkan dengan jika diinvestasikan di Jepang. Selanjutnya, hasil dari investasi tersebut dibawa pulang ke Jepang, dan sebagian digunakan untuk membayar utang.

Baca Juga :   Penasihat Biden Tetap Menjaga Kebijakannya Meski Inflasi Terus Meningkat

Carry trade ini dilakukan biasanya jika investor memandang bahwa nilai Yen tidak akan apresiasi di masa depan, sehingga mereka bisa terus meminjam dalam Yen, dan berinvestasi di luar negeri. Jika ekspektasi berubah jadi Yen bakal apresiasi, investor akan melakukan unwinding carry trade, yang akan kita bahas nanti.

Selain itu, investor yang melakukan carry trade biasanya berinvestasi pada aset-aset yang lebih berisiko. Aset-aset yang berisiko ini diantaranya saham, ETF, hingga instrumen derivatif yang lebih kompleks seperti index.

Unwinding Carry Trade, Investasi Safe Haven

Sebaliknya, ketika outlook perekonomian berubah negatif, maka yang dominan adalah risk aversion, dimana minat terhadap risiko menjadi menurun. Risk aversion mendorong investor untuk melakukan unwinding carry trade dan `flight to safety` ke investasi yang safe haven.

Apa itu unwinding carry trade? Unwinding carry trade adalah kebalikan dari carry trade. Dalam unwinding carry trade, investor melepas posisi pada mata uang dengan suku bunga tinggi atau aset yang berisiko, dan beralih ke investasi yang safe haven dan/atau bersuku bunga rendah.

Baca Juga :   Pidato Powell Di Jackson Hole Akan Menjadi Penentu Tren USD

Unwinding carry trade dapat kita lihat contohnya saat krisis finansial kemarin. Sementara bursa global luluh lantak, investor berlomba-lomba untuk beralih ke investasi yang lebih safe haven, diantaranya adalah commodity, seperti oil dan gold yang bisa menjadi instrumen hedging terhadap inflasi. Obligasi juga jadi investasi pilihan, karena harganya meningkat justru ketika suku bunga rendah. Mata uang dengan yield tinggi seperti euro atau sterling jatuh, dan investor beralih ke mata uang yang lebih safe haven seperti dollar dan yen.

Apa efek yang dihasilkan oleh unwinding carry trade? Mari kita telaah. Misalnya, investor Jepang yang sebelumnya melakukan carry trade di Eropa kemudian melakukan unwinding carry trade. Mereka kembali ke Jepang membawa hasil investasinya di Eropa, kemudian menjual mata uang euro-nya untuk ditukar dengan yen. Karena para investor banyak yang membeli yen, maka yen terapresiasi, dan sebaliknya mata uang dengan yield tinggi justru melemah. Hal yang sebaliknya berlaku pada carry trade.

Oleh karena itu, dalam berinvestasi, maka ada baiknya Anda memahami bagaimana kondisi pasar mengenai minat terhadap risiko. Baru kemudian Anda menentukan instrumen investasi yang tepat.

Rinella Putri
Rinella Putri

 

About Reza File

To contact the editor responsible for this story : Reza Aswin at PT. ABC Future Indonesia email : rz_aswin@yahoo.com

Check Also

Keputusan Fed Bersifat Dovish

Jakarta, 21 Maret 2024 By. Reza Aswin Apa yang terjadi di pasar Secara umum keputusan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp Hubungi Kami