Rio Wibawa
Jakarta, 31 Agustus 2022, 11:29 WIB
Tingkat inflasi yang tinggi telah menyelimuti Inggris selama beberapa bulan ini. Goldman Sachs menyatakan bahwa inflasi Inggris dapat menyentuh 22.4% tahun depan jika harga energi tetap naik. Hingga sekarang, rumah tangga Inggris diproyeksikan akan mengalami kenaikan sebesar 80% pada biaya energinya di bulan-bulan mendatang. Harga gas sendiri sudah naik sebanyak 145% sejak bulan Juli. Selain itu, memperburuk keadaan bagi Inggris adalah turunnya keyakinan pada bisnis Inggris ke level terendah sejak Maret 2021 karena bisnis takut pada inflasi yang tinggi. Dengan outlook dari bank senral Inggris yang mengatakan bahwa Inggris akan memasuki resesi pada Q4 mendatang, semua data-data ini tentu membuat prediksi BoE dapat menjadi kenyataan.
Kesimpulan:
Data-data Inggris yang kurang baik dan kemungkinan resesi di Q4 yang semakin nyata akan membwa GBP melemah di perdagangan ke depannya.
Efek terhadap Pasar: Tren Bullish untuk USD, Tren Bearish untuk GBP
Pasangan Pair untuk ditrade: GBP / USD
Timeframe: D1
Target Open Posisi
Resistance 3: 1.22023
Resistance 2: 1.20097
Resistance 1: 1.18243
Target Take Profit
Support 1: 1.15721
Support 2: 1.14190
Support 3: 1.12336
Stop Loss: 1.23592
Sumber:
https://www.reuters.com/markets/europe/global-markets-wrapup-1-2022-08-31/
https://www.reuters.com/markets/europe/hike-bets-hoist-euro-bolster-us-dollar-2022-08-31/
https://www.reuters.com/world/uk/uk-shop-price-inflation-jumps-51-july-brc-2022-08-30/