Kamis,1 Juni 2022
Oleh : Leo Andre D & Steven G Tunas
Para pemimpin Uni Eropa sepakat untuk melakukan Embargo atas minyak mentah Rusia yang dikirim melalui laut, yang berpotensi merugikan Putin hingga $10 miliar per tahun karena hilangnya pendapatan ekspor. Itu karena larangan itu akan memaksa Rusia untuk menjual minyak mentahnya dengan harga diskon ke Asia. Sanksi itu meliputi pelarangan pembelian minyak mentah dan produk minyak dari Rusia yang dikirim ke negara-negara anggota melalui laut tetapi termasuk pengecualian sementara untuk minyak mentah pipa. Akibat kebijakan Uni Eropa tersebut, harga minyak mentah yang telah mencapai level tertinggi sepanjang tahun ini kembali melonjak. Minyak mentah Brent mencapai level tertinggi dalam dua bulan di atas $124 per barel, sementara harga minyak WTI telah mencapai $119 per barel.
Dilain sisi negara aliansi pengekspor minyak (OPEC+) akan tetap berpegang pada kebijakan mereka untuk meningkatkan produksi secara moderat. Mereka juga telah meningkatkan produksi secara moderat hingga sekitar 400.000 barel per hari setiap bulan sejak tahun lalu dan telah menahan tekanan dari konsumen papan atas, termasuk AS, untuk membuka keran pasokan lebih luas.
Arah Market
Dengan melihat fenomena di atas, maka dapat disimpulkan oil akan tetap bisa bertahan lama di area 100-120 dollar per barel karena OPEC+ masih belum bisa meningkatkan produksinya seperti masa sebelum covid-19. Ditambah dengan embargo yang disebabkan oleh Eropa dapat membuat kenaikan harga oil untuk jangka Panjang.
Entry Buy
S1: 112
S2: 110
S3: 108
Take Profit
R1: 120
R2: 122
R3: 123