Fundamental Situasi dunia saat ini sangat kompleks. Beberapa negara dilanda krisis, kerusuhan, bencana alam dll, dimana ini menyebabkan Investor melakukan risk aversion di market, dan ini merupakan salah satu factor yang menyebabkan US dollar melemah. Beberapa berita yang tengah berkembang diakhir minggu ini. Yen menguat terhadap Dollar AS dan Euro pada hari Jumat, di tengah berkembangnya risk aversion investor Jepang dan ekspektasi repatriasi oleh perusahaan asuransi Jepang yang harus segera menjual aset-aset asing mereka guna membayar klaim pasca gempa bumi besar mengguncang Jepang. BoJ akan memperpendek waktu pertemuan pekan depan menjadi satu hari, dan mengumumkan keputusannya hari itu juga. Para analis memperkirakan Jepang mungkin akan mengambil langkah-langkah yang akan menunda normalisasi bertahap kebijakan moneter, dan itu bisa baerpengaruh negatif bagi Yen. Harga Minyak anjlok pada hari Jumat setelah gempa bumi yang besar menghantam Jepang, negara konsumen minyak terbesar ketiga, mengakibatkan tsunami yang menyapu samudra Pasifik dan mendorong harga minyak mentah AS turun di bawah level $100. Seiring implikasi untuk permintaan minyak di kawasan terpengaruh oleh gempa bumi menjadi fokus, investor juga memantau rencana aksi protes di Arab Saudi dan kekerasan di Libya, yang mana mengganggu ekspor minyak. Sejumlah kilang di Jepang ditutup akibat gempa, melambungkan laba kilang di AS menjadi $24.96 dari $22.76 pada hari Kamis. "Dari sudut pandang harga minyak, situasi di Jepang kemungkinan akan berdampak negatif bagi harga minyak mentah dan positif bagi hasil penyulingannya," ucap Dominick Chirichella, mitra senior pada Energy Management Institute di New York. Emas beranjak naik pada hari Jumat setelah dollar melemah terhadap euro dan seiring investor yang kembali berminat pada emas setelah gempa bumi di Jepang dan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah menuju akhir pekan. Gempa bumi yang besar di Jepang berarti ganda bagi harga emas. Sementara investor mencari aset yang harganya dapat bertaham ditengah kekacauan oleh gempa bumi terparah di Jepang, bencana ini juga memukul harga minyak jatuh yang mana menurunkan daya tarik emas sebagai alat lindung inflasi. Namun, setelah euro menguat terhadap dollar AS, investor emas kembali memasuk pasar untuk memastikan mereka tidak tertinggal ketika harga naik pada akhir pekan. Analisa Fundamental Gempa bumi yang besar di Jepang dan Ketegangan di Timur tengah yang mengganggu Distribusi Minyak dunia masih mewarnai berita global saat ini. Risk Aversion menyebabkan US dollar tertekan cukup kuat, mengingat bursa di jepang di suspend karena bencana alam tersebut. Investor menarik dananya yang ada di Equity Market (tetntunya ini akan berimbas pada Bursa di Indonesia). Beberapa analis bilang “Harga minyak versi Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) kembali naik. Minyak OPEC meningkat ke $110.71 perbarel. Dua hari terdahulu, minyak bergerak di bawah ambang $110. Basket price OPEC naik $0.75 per barel (159 liter) di hari Kamis. Pada hari ini, oraganisasi eksportir ini juga akan merilis analisa pasar minyak bulanan.” Disatu sisi Barrack Obama melihat adanya manipulasi pasar minyak sehingga Pemerintahnya akan mengawasi dan akan melakukan tindakan saat distribusi / pasokan minyak ke US terganggu. US mulai melihat bahwa harga minyak yang tinggi akan menambah tingkat inflasi dunia dan akan menjadi masalah dikemudian hari bagi Negara adi daya ini. Emas merupakan alternative investasi yang diburu oleh investor saat keadaan di jepang dan timur tengah masih tidak stabil, sehingga jika bencana dan krisis belum dapat diatasi maka harga emas akan cenderung naik. Perlu digaris bawahi bahwa pergerakan harga emas dunia sangat dipengaruhi oleh ETF dimana secara perdagangan fisiknya, emas tidak banyak berpindah tangan. Asumsi koreksi harga emas kan terjadi apabila inflasi dunia mulai teratasi atau kondisi timur tengah mulai terkendali. Kenaikan suku bunga RRC yang akan dirilis dalam waktu dekat tidak akan luput dari perhatian pasar. (Pasar sebaiknya bersiap untuk kenaikan RRR dan bunga dalam beberapa pekan ke depan," menurut ekonom Bank of America-Merrill Lynch, Lu Ting says. Gubernur Bank Sentral Cina, Zhou Xiaochuan mengatakan hal tersebut dalam konferensi pers. Ia mengatakan bahwa kenaikan suku bunga menjadi hal penting yang harus diperhatikan. "Artinya bahwa kesempatan untuk kenaikan suku bunga cukup besar terjadi sekitar medio bulan Maret sampai dengan awal bulan April", menurut Lu). Apabila suku bunga RRC dinaikan oleh PBoC maka harga komoditas secara umum akan tertekan. China perlu menaikan suku bunganya mengingat tingkat inflasi dinegara yang pertumbuhan ekonominya tercepat didunia ini, mulai merasakan perlunya menekan tingkat pertumbuhan yang ada. Teknikal USDCHF Triangle akan terlihat di time frame D1 USDCHF dimana resistance kuat akan ada dikisaran 0.9356 dengan support 0.9272. Closing hari berikutnya diatas resistance maka harga akan cenderung naik dan jika closing dibawah harga support maka harga akan mengarah ke support kuat di harag 0.9200 or 0.9199. Stoch 533 D1 yang masih mengarah kebawah dan stoch 533 W1 yang sudah berada dibawah 20% mengisyaratkan bahwa jika tidak ada fundamental yg teramat kuat maka harga akan bolak balik diantara resistance dan support yang ada. AUDUSD Di time frame D1 AUDUSD dimana resistance kuat ada di harga 1.0157 dengan support 0.9970, walaupun support kuat pair ini masih ada di 1.0250. Sama halnya dengan pair USDCHF Stoch 533 D1 AUDUSD yang masih mengarah ke atas bawah dan stoch 533 W1 yang sudah berada di areal 100 – 80% mengisyaratkan bahwa jika tidak ada fundamental yg teramat kuat maka harga akan bolak balik diantara resistance dan support yang ada. Kesimpulan: Fundamental .....................